Klungkung -Pekan lalu, Museum Gunarsa Klungkung ramai pada pagelaran seni malam puncak ‘Kamasan Art Fusion 2024’, yang menyajikan ragam seni inspirasi Kamasan.
Digelar Minggu, 26 Mei 2024 di Panggung utama Siwa Candra Murti – Museum Gunarsa menjadi ajang perhelatan adu kreatifitas dalam perayaan keindahan karya seni dan budaya.
Rangkaian Kamasan Art Fusion 2024 dipenuhi dengan kegiatan menarik seperti lomba melukis dan digital art pola kamasan, serta lomba merancang busana Kamasan, hingga malam pagelaran adi busana.
Lukisan Kamasan adalah seni lukis tradisional yang berasal dari desa Kamasan di Bali.
Setiap lukisan Kamasan merupakan karya seni yang penuh dengan detail yang rumit dan warna yang cerah. Motif-motif yang digambarkan dalam lukisan Kamasan sering kali terinspirasi oleh mitologi Hindu-Bali dan cerita-cerita epik.
Digagas pengamat seni dan pengajar filsafat Tommy F Awuy, Kamasan Art Fusion 2024 merupakan kerja kolektif dari Museum Gunarsa Klungkung, Yayasan Bali Karya Santhi, Komunitas Purba dan Komunitas Cinta Kain Bali.
Tommy mengatakan bahwa lomba ini merupakan bukti nyata bahwa seni tradisional dapat terus hidup dan beradaptasi dengan zaman.
“Seni lukis Kamasan yang klasik dapat menjadi medium untuk mengekspresikan isu-isu kontemporer, dan ini adalah sesuatu yang sangat penting untuk keberlanjutan budaya kita,” ucapnya.
Hal senada disampaikan oleh Indrawati Gunarsa, Kepala Museum Seni Lukis Klasik Museum Gunarsa.
“Kami ingin memastikan bahwa seni lukis Kamasan tetap menjadi inspirasi dan dilestarikan sesuai dengan misi museum kami. Kamasan Art Fusion ini adalah salah satu cara kami untuk memastikan bahwa gaya seni lukis klasik Bali dapat merespon kondisi kekinian,” ungkapnya.
April Artison, Ketua Panitia Kamasan Art Fusion 2024 menyampaikan kegembiraan atas kesuksesan acara yang mendapat dukungan begitu besar dari beragam komunitas seni rupa dan dunia adi busana.
“Tujuan acara ini adalah untuk mengeksplorasi seni Kamasan dalam berbagai bentuk, serta untuk merayakan kebebasan dalam kreasi, fantasi, imajinasi, dan eksplorasi dalam melestarikan keindahan seni budaya,” jelasnya.
Dengan menampilkan karya-karya terbaik seniman lintas nusantara, perhelatan ini berupaya untuk menghidupkan kembali nilai-nilai kebudayaan dengan gaya kekinian dalam lukisan dan busana.
Acara dimulai sore hari dengan pembukaan pameran lukisan yang digawangi oleh Wayan Jengki Sunarta, seorang sastrawan dan pengamat seni rupa. Pameran tersebut menampilkan karya lukis 10 finalis lomba melukis Kamasan. Dibuka oleh penampilan tari dari sanggar Puja Saraswati.
Dari 40 karya lukis peserta, dewan juri terkemuka yang terdiri dari Wayan Sujana Suklu, Mangku Muriati dan Prof Kun Adnyana memutuskan juara 1 lomba melukis Kamasan adalah Narendra Vicramaditya dengan karya berjudul ‘Rehat’, Juara 2 diraih Putu Hary Chandrakrisna (‘Aruhh Macettt’) dan Juara 3 oleh I Gede Agus Suryadinata (‘Punakawan Pangan Dalam Himpitan’). Sedangkan juara favorit pilihan Museum Gunarsa jatuh juga pada I Gede Agus Suryadinata.
Sementara itu, lomba merancang busana mengunakan pola desain 10 finalis lomba lukis yang mengangkat unsur kekinian gaya garis Kamasan non tradisional sebagai sumber inspirasi. Lomba merancang busana mencapai 104 peserta se Indonesia.
Pada kompetisi merancang busana Kamasan, dewan juri terdiri dari para desainer mumpuni yakni Didiet Maulana, Anom Mayun K Tenaya, Rhea Cempaka dan juri tamu seniman dan budayawan Sujiwo Tejo.
Melalui perdebatan panjang, akhirnya mereka merilis nama-nama pemenang sebagai berikut: pemenang pertama yakni Auliyaa Nurul Azizah, asal Jawa Timur.
Menyusul di posisi kedua dan ketiga adalah Gabriella Stefani Panjaitan (Medan, Sumatera Utara) dan Wedananta Prema Santi (Bali). Menariknya, posisi juara favorit pilihan Museum Gunarsa kali ini jatuh kepada Wedananta Prema Santi.
Malam penganugerahan Kamasan Art Fusion 2024 dimeriahkan oleh beragam penampilan seni. Dibuka dengan aksi teatrikal Moch Satrio Welang yang pekat dan intens menarikan lagu ‘Pada Suatu Ketika’ karya Sujiwo Tejo.
Penari dan koreografer Adi Siput membawakan karya tari terbarunya yang apik berjudul ‘Kolase’. Sementara panggung dimeriahkan oleh penampilan memikat penyanyi senior Bali, Galuh Bilen dan Trisna Ste.
Tak ketinggalan penampilan dance sport dan berenergi dari IODI Bali (Ikatan Olahraga Dancesport Indonesia).