![]() |
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho/Kabarnusa |
Denpasar – Pandemi Covid-19 berdampak serius terhadap perekonomian
dunia. Sebagai destinasi pariwisata dunia, Bali mengalami pukulan berat karena
sektor ini menjadi penopang utama ekonomi.
Seiring kebijakan pemerintah dengan pemberlakuan protokol kesehatan,
work from home (WFH) maupun pembatasan kegiatan masyarakat di luar
rumah guna mencegah penyebaran Covid-19, denyut ekonomi nyaris lumpuh hingga
pertumbuhan ekonominya minus – 10,89 persen pada triwulan kedua tahun 2020.
Berkat dorongan Bank Indonesia yang terus melakukan upaya-upaya konkrit
melibatkan seluruh stakeholder dalam membangkitkan Bali saat memasuki adaptasi
tatanan kehidupan era baru, perlahan ekonomi Bali mulai membaik.
Memasuki awal tahun 2020, dunia dikejutkan pandemi Covid-19 yang dampaknya
mengguncang ekonomi berbagai negara ternasuk Indonesia. Hingga kini,
pemerintah bekerja keras menekan penyebaran virus corona atau Covid-19.
Bank Indonesia, mendukung langkah pemerintah lewat berbagai program dan
kebijakan untuk mempercepat penanganan Covid-19 dan memulihkan ekonomi di
Bali.
Sejak pandemi, Gubernur Bali I Wayan Koster terus membangun komunikasi dan
koordinasi menyatukan langkah, bersama seluruh pemerintah daerah, stakeholder
pengambil kebijakan perbankan seperti Bank Indonesia, OJK, hingga industri
pariwisata dan pelaku ekonomi lainnya.
Semua memiliki semangat sama, bagaimana melindungi kesehatan masyarakat agar
terbebas Covid-19 sehingga tetap bisa beraktivitas dengan baik.
Karena itu, semua bergerak saling bahu membahu dalam meringankan beban
masyarakat melalui bantuan-bantuan guna mendukung protokol kesehatan seperti
pemberian masker, APD hingga bantuan sembako.
Bank Indonesia bersama stakeholder lainnya, terlibat aktif dalam program ini,
dengan menggerakkan perbankan maupun pemerintah daerah termasuk BUMN dan
swasta. Dukungan lainnya, diberikan melalui program sosial Bank Indonesia.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho, selama hampir
10 bulan terakhir, terus mengajak semua komponen terlibat dalam kegiatan dan
program untuk membantu meringankan beban masyarakat terdampak Covid-19.
![]() |
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho berharap, bantuan doberikan dapat bermanfaat bagi seluruh warga terdampak covid-19/Kabarnusa |
Demikian juga, saat pertumbuhan ekonomi semakin melambat hingga minus terdalam
10,89 persen, Bank Indonesia tidak tinggal diam, bersama pemerintah
mengkonsolidasikan semua potensi dan kekuatan untuk membangkitkan kembali
ekonomi Bali.
BI mengambil peranan dan inisiatif saat Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha
Ardhana Sukawati mengumpulkan beberapa lembaga perbankan dan pelaku usaha
pariwisata, untuk melakukan rapat sosialisasi Kebijakan Perbankan Pemprov Bali
kepada masyarakat di masa pademi, Selasa (25/8/2020).
Dorongan kebijakan pemerintah melalui Bank Indonesia, OJK, bank daerah maupun
bank swasta tentunya, memberikan angin segar kepada masyarakat khususnya
pelaku UMKM dalam pelunakan penyaluran kredit sehingga UMKM dapat terbantu
dalam menjalankan usaha.
Selain itu BI terlibat aktif bersama pemerintah daerah dan pelaku pariwisata
seperti PHRI, BHA merumuskan dan memformulasikan sumbangan pemikiran, solusi
atas upaya upaya memajukan pariwisata di Bali.
Dukungan BI Juga diberikan untuk program program seperti Bali Great
Experience, Bali Movement.
Pihaknya juga mendorong kembali digairahkannya wisata MICE (Meeting,
Incentive, Convention, and Exhibition). BI tentunya mendukung setiap upaya
pemulihan ekonomi dan pariwisata di Bali.
“Bali ini untuk MICE paling disukai di dunia, pertemuan internasional apa pun
maunya di Bali, sayang kita belum mengambil kesempatan itu dengan optimal. Nah
saya telah usulkan agar digarap serius,” sarannya.
Kemudian, Trisno juga menekankan agar keunggulan seni dan budaya yang dimiliki
Bali harus tetap dipertahankan dan dilestarikan sehingga bisa selalu menarik
minat wisatawan.
Pada masa pandemi, BI turut memberikan solusi mengenai bagaimana strategi
bertahan di masa krisis dan strategi bangkit dari keterpurukan. Atas
integritas dan komitmennya, Trisno ditunjuk menjadi Wakil Ketua Tim Pemulihan
Ekonomi Bali.
Amanah besar itu, dilaksanakan dengan penuh tangggungjawab oleh Trisno yang
kemudian mampu melakukan konsolidasi yang kuat bersama stakeholder lainnya di
Bali, dalam gerak dan langkah nyata untuk membangkitakn ekomomi masyarakat.
Trisno yang pernah menjabat Kepala Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta ini,
aktif memberikan solusi mengenai tata cara normal baru, melalui sistem
pembayaran nirsentuh atau berbasis digital yaitu Quick Response Code
Indonesian Standard QRIS.
Penggunaan transaksi pembayaran QRIS semakin meluas. Data QRIS sampai per 31
Juli 2020 telah mencapai 113.737 merchant di seluruh Bali.
Inisiasi BI Bali menggandeng perbankan nasional, lokal menunjukkan hasil
ditandai meningkatnya jumlah merchant yang bertransaksi dengan QRIS maupun
tempat wisata lainnya di Bali.
Trisno juga aktif turun mengkampanyekan transaksi digital QRIS di semua obyek
wisata maupun merchant sebagai upaya untuk mencegah penyebaran Covid-19 dalam
menekan kontak fisik pedagang dan wisatawan atau menjaga jarak social
distancing.
Pada saat bersamaan, BI juga membekali anak-anak muda lewat Generasi Baru
Indonesia atau GenBI yang menjadi wadah komunitas para penerima beasiswa Bank
Indonesia. Mereka dibekali ketrampilan dan wawasan bisnis berbasis digital
untuk mendorong kreativiatas mereka agar mampu berkarya saat pandemi.
Tak cukup sampai di situ, saat adaptasi tatanan kehidupan era baru, Trisno
bersama Gubernur Koster dan Wagub Bali Tjokorda Oka Arta Ardhana Sukawati
aktif dalam mensosialisasikan mengajak masyarakat mematuhi protokol kesehatan
dan disiplin 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan denga air mengalir atau
hand sanitizer dan menjaga jarak social disctancing dari kerumuman.
Dia tak canggung, bersama komunitas pemilik mobil klasik maupun motor besar,
berkeliling Bali mengkampanyekan bahwa destinasi di Pulau Dewata layak
dikunjungi karena telah mematuhi prokes berbasis Cleanliness, Health, Safety
and Environmental Sustainability atau (CHSE).
BI juga menyusun langkah-langkah strategis yang mesti diambil pemerintah dan
stakeholder untuk pemulihan ekonomi. Pertama, tetap memperhatikan sektor
pariwisata sebagai kontributor terbesar pada perekonomian Bali, namun dengan
protokol kesehatan yang ketat.
Kedua, melakukan refokusing sektor pariwisata dari wisata yang bersifat
mass tourism menjadi quality tourism. Contohnya, wisata bahari
(snorkeling dan diving), wisata alam, wisata sport atau co-working space.
Ketiga, meningkatkan perhatian pada sektor potensial lain seperti sektor
pertanian sebagai sektor kedua terbesar dan sektor yang memberikan lapangan
kerja terbesar di Bali. Sektor pertanian sangat heterogen dan disesuaikan
dengan kondisi masing masing daerah.
“Keempat, saat yang tepat untuk menerapkan dan memperkenalkan digitalisasi di
sektor pertanian dan UMKM, untuk membantu meningkatkan produksi dan
pemasarannya,” Trisno menuturkan.
Diketahui, Bali sangat tergantung pada sektor-sekto terkait pariwista, dengan
kontribusi sekitar 54%. Sektor pariwisata tentu sangat tergantung pada arus
kedatangan wisatawan khususnya wisatawan manca negara.
Tak kalah pentingnya, dalam pengembangan UMKM di Bali, BI terus mengoptimalkan
upaya pembinaan terhadap klaster-klaster pertanian, kelompok-kelompok
kerajinan serta pariwisata sehingga sektor penopang ini bisa terus bergerak.
Dalam kerangka itulah, Kantor perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali,
menyelenggarakan pasar gotong royong dalam mendukung program Gubernur Bali,
Wayan Koster untuk pemberdayaan petani, nelayan dan masyarakat kecil lainnya.
Pihaknya optimis, dengan semangat sinergitas dan kerja sama antara pemerintah
provinsi, pemerintah kabupaten dan kota bersama stakehloder seperti perbankan,
pariwisata dan pelaku usaha lainnya serta melibatkan masyarakat, secara
perlahan akan bisa membangkitkan ekonomi Bali demi terwujudnya kesejahteraan
bersama. (Rohmat)