KabarNusa.com – Revitalisasi Teluk Benoa diyakini tidak akan berdampak pada munculnya ancaman banjir di wilayah Pulau Pudut dan sekitarnya.
Dalam pandangan Prof Herman, rencana penimbunan reklamasi Teluk Benoa, tidak akan berdampak seperti ancaman banjir, sedimentasi maupun erosi.
“Salah satu pulau yang direklamasi direncanakan dalam bentuk timbunan reklamasi yang cukup tinggi dan fasilitas penunjang lainnya sebagai area tempat pelarian masyarakat dari gelombang tsunami,” tandasnya dalam seminar pro-kontra revitalisasi Teluk Benoa di Hotel Inna Bali Jalan Veteran, Denpasar, Senin (8/12/2014).
Keberadaan mangrove, juga dalam jarak aman karena berjarak 100 meter dari zona mangrove dengan pulau yang direklamasi.
Ancaman pendangkalan akibat sedimentasi lumpur dan sampah yang bisa mamatikan habitat mangrove, juga harus direvitalisasi.
Jika tidak, akan terus meningkat ketinggiannya dan kawasan mangfrove bervegetasi di sekitarnya akan terancam.
“Hal itu disebabkan, air yang mengalir masuk untuk mengghidupkan mangrove akan tertahan oleh ketebalan dan ketinggian dari endapan lumpur yang akan berdampak ke muara sungai dan menyebab banjir,” sambung Prof Dei Tjahjadi dalam seminar mengambil tema revitalisasi Teluk Benoa dalam kejenuhan pariwisata Bali.
Paska direvitalisasi dan direklamasi sedimentasi lumpur, harus tetap dipelihara dan di tiap sungai, akan dibangun saringan sampah.
“Setelah direvitalisasi dan reklamasi maka kondisi yang ingin diciptakan di Teluk Benopa saat surut, komunitas nelayan dan water sport tetap bisa melakukan aktivitasnya selama 24 jam sehari,” tandas Dedi. (rma)