Kabarnusa.com – Rumah Sakit Wisma Prashanti Tabanan melaksanakan Gerakan Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi ( GRSSI-B ) sehingga menjadi salah satu yang dinilai tim evaluasi GRSSI-B Provinsi, Senin ( 12/10/2015 ).
Kegiatan bekerjasama Departemen Kesehatan dan Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan ini dibuka secara resmi oleh Staf Ahli . I Nyoman Sumartana didampingi Direktur Rumah sakit Wisma Prashanti dr. Rai Widjaya, Direktur BRSUD Tabanan dr. Susila, Kepala Dinas Kesehatan dr. Nyoman Suratmika, Kepala Bagian Humas dan Protokol I Putu Dian Setiawan.
Direktur Rumah Sakit Wisma Prashanti Rai Widjaya berharap lewat penilaian GRSSI-B ini mampu meningkatkan perbaikan kualitas hidup perempuan yang berdampak positif terhadap upaya penurunan
Angka Kematian Ibu ( AKI ) dan Angka Kematian Bayi ( AKB ). Pihaknya berharap RS Wisma Prashanti mampu menjadi pendukung bagi rumah sakit umum di Tabanan.
“Mudah-mudahan melalui penilaian GRSSI-B ini kita juga mampu meningkatkan perbaikan kualitas hidup perempuan yang mempunyai dampak positif terhadap upaya penurunan Angka Kematian Ibu ( AKI ) dan Angka Kematian Bayi ( AKB,” ungkapnya.
Penjabat Bupati dalam sambutan tertulis dibacakan Nyoman Sumartana mengatakan penilaian ini dimaksudkan untuk meningkatkan peranan rumah sakit umum daerah baik milik pemerintah maupun milik swasta dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu dan bayi yang optimal kepada masyarakat.
Kematian ibu dan bayi di Tabanan khususnya belum menunjukkan tren penurunan. Tetapi masih tetap mengikuti fenomena gigi gergaji (Naik turun).
Makanya, masih membutuhkan perhatian serius dari berbagai pihak untuk mempertahankan penurunan kematian bayi di Tabanan dalam dua tahun terakhir. Di tahun 2015 ini, di Tabanan terjadi satu kematian ibu.
Kematian ibu dan bayi dapat diturunkan, apabila kita mampu mencegah kejadian 4 terlalu (terlalu muda/ tua, terlalu sering, terlalu dekat jarak kehamilan) 3 terlambat (terlambat mengambil keputusan, terlambat sampai ketempat rujukan dan mendapatkan pertolongan medis).
“Saya selaku kepala daerah sangat mendukung berbagai upaya yang dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan ibu dan bayi yang menjadi indikator derajat kesehatan suatu daerah/ bangsa,” katanya.
Ketua Tim Penilai yang diwakili oleh dr. Dewi Kepakisan mengatakan, untuk dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi diperlukan peran serta semua pihak dan penilaian GRSSI-B dapat dilakukan secara berkesinambungan.
“Baru tahun ini melibatkan rumah sakit swasta mengikuti lomba, mengingat rumah sakit swasta juga harus dilihat kualitas pelayanannya”.(gus)