Denpasar– Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali kembali melaksanakan pelatihan intensif sebagai langkah awal persiapan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Tahun 2026.
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi berkelanjutan antara OJK dan Badan Pusat Statistik (BPS), yang bertujuan mutlak untuk memperoleh data akurat mengenai tingkat pemahaman dan akses masyarakat terhadap layanan keuangan formal.
Kegiatan pelatihan yang berlangsung selama tiga hari (25-27 November 2025) di Denpasar ini dihadiri oleh 9 Petugas Pendata dan 3 Petugas Pengawas Lapangan dari tiga kabupaten di Bali: Tabanan, Buleleng, dan Bangli.
SNLIK Sebagai Indikator Pembangunan Jangka Menengah
Kepala Direktorat Pengawasan Perilaku PUJK, Edukasi, Pelindungan Konsumen dan Layanan Manajemen Strategis OJK Provinsi Bali, Irhamsah, menegaskan peran sentral SNLIK.
“Indeks literasi dan inklusi keuangan telah ditetapkan sebagai salah satu indikator pembangunan utama dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2025-2029,” kata Irhamsah.
Menurutnya, data yang dihasilkan SNLIK sangat penting untuk melihat perkembangan capaian masyarakat.
Hasil survei ini akan menjadi dasar kuat dalam merumuskan kebijakan dan strategi OJK ke depan demi meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, yang pada akhirnya berkorelasi erat dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Metodologi Canggih dan Jangkauan Luas
Perwakilan BPS Provinsi Bali, Pranata Komputer Ahli Madya Kadek Agus Wirawan, menyambut baik inisiatif ini dan menjamin kualitas data.
SNLIK bertujuan untuk mengukur tingkat literasi dan inklusi keuangan di Indonesia.
“Kami memastikan petugas yang terlibat adalah mitra BPS yang berpengalaman, sehingga survei dapat berjalan dengan baik dan sesuai prosedur untuk menghasilkan data yang tepat dan akurat,” ujar Agus.
Secara nasional, SNLIK 2026 direncanakan akan mencakup 10.800 responden berusia 15-79 tahun di 34 provinsi dengan jangkauan 120 kota/kabupaten. Khusus di Bali, survei akan melibatkan 270 responden di tiga wilayah yang ditunjuk.
Pelaksanaan SNLIK 2026 dijadwalkan pada 21 Januari hingga 10 Februari 2026. Survei akan dilakukan melalui wawancara tatap muka menggunakan metode Computer Assisted Personal Interviews (CAPI) dengan aplikasi FASIH Mobile.
Data yang dikumpulkan SNLIK sangat komprehensif, mencakup pengetahuan dan pemanfaatan produk-produk dari berbagai sektor jasa keuangan, termasuk:
Perbankan dan Pasar Modal
Perasuransian, Dana Pensiun, dan Pergadaian
Lembaga Pembiayaan dan Lembaga Keuangan Mikro
Fintech P2P Lending dan Penyelenggaraan Sistem Pembayaran.
Selain itu, survei juga mengukur Keterampilan, Sikap, dan Perilaku Keuangan responden. Diharapkan, melalui pelatihan ini, petugas SNLIK tidak hanya menjadi pendata tetapi juga agen edukasi yang efektif dalam upaya peningkatan inklusi dan literasi di Indonesia.***

