![]() |
Cawagub Ketut Sudikerta bersama tim pemenangan menerima SK Penetapan Calon dari KPU Bali |
DENPASAR – Calon Wakil Gubernur Bali yang diusung Koalisi Rakyat Bali (KRB) Ketut Sudikerta mengharapkan pemenang pesta demokrasi lima tahunan itu agar senantiasa menjunjung tinggi etika, moral dan kesantunan.
KPU Bali resmi menetapkan dua pasangan Cagub-Cawagub di coblosan yang akan dilaksanakan pada 27 Juni 2018.
Melalui Surat Keputusan Nomor 494/HK.03.1-KPT/51/Prov/II/2018 KPU menetapkan Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra-Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta) sebagai Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernrur. Juga, menetapkan Koster-Ace sebagai pasangan yang akan bertarung dalma Pilgub Bali nanti.
Usai penetapan paslon, Sudikerta mengaku lega dengan penetapan tersebut. Pihaknya sudah mendapatkan surat izin cuti dari Gubernur Bali. Rai Mantra dan Sudikerta sendiri mulai cuti sejak tanggal 13 Februari 2018 hingga coblosan pada 27 Juni 2018.
“Mari kita berkerja mengedepankan etika, kesantunan, moral dan bermartabat, dalam menuju proses kemenangan itu, melalui berbagai program-program pro rakyat,” ajaknya.
Soal berbagai kejadian yang mewarnai seperti perusakan baliho dan intimidasi pihak-pihak tertentu kepada para pendukung Mantra-Kerta. Sudikerta sangat menyangkan hal tersebut. Seharusnya dalam berdemokrasi harus diusung dengan nilai-nilai kesantunan dan moralitas.
“Ya saya sangat sedih melihat proses seperti itu, di negara kita itu, mesti tidak perlu dilakukan, lalu kita memaknai demokrasi marilah kita maknai demokrasi itu dengan elegan, kesantunan, dan bermoral,” paparnya.
Diharapkan, tidak ada lagi kejadian-seperti itu kembali. Sudikerta mengaku telah memaafkan dan pihak-pihak yang melakukan hal tersebut disadarkan oleh Tuhan.
“Karena pada hakikatnya atribut-atribut itu tidak bisa bersuara. Kalau dicabutin nggak akan nangis, tetapi proses-proses itu yang salah, mudah-mudahan orang yang melakukan itu disadarkan oleh Yang Maha Kuasa, bahwa itu benda mati yang bergerak tidak perlu,” katanya.
Apakah dirinya akan menindaklanjuti hal tersebut dengan melaporkannya ke pengawas pemilu. Sudikerta mengaku pihaknya akan mengikuti mekanisme yang ada.
Hanya saja, dirinya mengingatkan kepada para pendukungnya agar tidak merusak alat peraga kampanye lawan dan apabila menemui alat peraga kampanye lawan yang rusak agar diperbaiki secara bersama-sama.
“Proses dan mekanisme kami serahkan kepada tim untuk itu, kan ada proses-prosesnya. Saya juga mengajak terutama kepada tim saya agar jika ada baliho-baliho yang lain rusa atau roboh diperbaiki bareng-bareng. Jangan dirusak itu nggak bagus,” tutupnya. (rhm)