Survei KNTI: Ekonomi Nelayan Tradisional Membaik saat Pandemi Covid-19

8 Juli 2021, 08:31 WIB

Hasil survei tersebut dilakukan Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia
(KNTI), di mana sebagian besar nelayan tradisional mengaku hasil
tangkapan seluruhnya terserap pasar/Dok.KKP.

Jakarta – Tingkat ekonomi nelayan membaik sepanjang tahun 2021 meskipun
pandemi Covid-19 masih melanda Tanah Air. Hasil survei tersebut dilakukan
Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI), di mana sebagian besar nelayan
tradisional mengaku hasil tangkapan seluruhnya terserap pasar.

Diketahui, survei KNTI terkait tingkat keterjualan hasil tangkapan menyasar
5.292 responden nelayan di 25 wilayah di Indonesia. Ketua Umum KNTI Riza
Damanik dalam dialog publik secara daring menjelaskan, waktu pengumpulan data
berlangsung selama satu bulan sejak April hingga Mei 2021.

Kata dia, hasil survei menujukkan bahwa 78,43 persen produksi tangkapan
nelayan seluruhnya terjual.

“Temuannya ekonomi nelayan kita di tahun 2021 ini sudah mulai membaik. Itu
ditandai dengan normalisasi ekonomi nelayan yang terlihat dari peningkatan
keterjualan hasil tangkapan,” ujar Riza Rabu (7/7/2021).

Survei merupakan lanjutan dari survei yang digelar tahun sebelumnya untuk
mengetahui kondisi ekonomi masyarakat khususnya nelayan, saat pandemi Covid-19
baru berlangsung.

Hasilnya, saat itu terjadi penurunan penjualan hasil tangkapan nelayan
sebanyak 72 persen dibanding sebelum terjadi pandemi secara global.

Jadi posisi market perikanan di dalam negeri hari ini sudah mulai pulih. Itu
ditandai dengan 78 persen dari nelayan bisa menjual keseluruhan hasil
tangkapan ikannya di pasar.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono yang turut hadir secara
virtual dalam dialog publik tersebut, mengapresiasi langkah KNTI dalam
mengawal pembangunan di sektor kelautan dan perikanan.

“Sinergi dari semua pihak menurutnya merupakan kebutuhan yang tak bisa
ditawar,” tegas dia. Selama pandemi Covid-19, KKP terus menjaga agar sektor
kelautan dan perikanan tetap menggeliat untuk mendorong perekonomian di
tingkat daerah maupun nasional bisa tumbuh.

“Salah satu upaya agar kita bisa mewujudkan pemanfaatan sumber daya ikan yang
terukur adalah dengan menerapkan konsep blue economy, mengedepankan efisiensi,
mendorong pengembangan investasi dan bisnis perikanan dengan tetap menjaga
lingkungan tetap lestari,” urai Menteri Trenggono.

Pihaknya sudah mengambil langkah strategis dalam memenuhi ketersediaaan BBM
bersubsidi bagi para nelayan, serta bagaimana mengoptimalkan operasional
stasiun pengisian bahan bakar umum Nelayan.

Langkah-langkah tersebut tentunya juga untuk mendorong nelayan Indonesia
semakin produktif untuk peningkatan kesejahteraan.

Langkah strategis dimaksud dilakukan bersama BPH Migas, Pertamina dan Pemda
terkait untuk penyederhanaan regulasi penyaluran BBM bersubsidi, revitalisasi
stasiun pengisian bahan bakar umum Nelayan yang tidak operasional, dan
digitalisasi penerbitan rekomendasi penyaluran BBM Bersubsidi.

“Demikian pula jumlah stasiun pengisian bahan bakar umum Nelayan yang akan
terus kita tambah seiring dengan peningkatan penerimaan dari PNBP kita,”
pungkas Trenggono. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini