Tabligh Akbar di Tabanan, Ust “Babe” Dr Haikal Hassan Ajak Umat Bersatu

27 Januari 2019, 08:09 WIB
Suasana tabligh akbar Ust “Babe” Haikal yang dikemas dalam kajian sholat subuh di Masjid AL Muhajirin Perumnas BSI, Tabanan, Bali

TABANAN – Ratusan jamaah menghadiri tabligh akbar Ust Dr. Haikal Hassan yang dikemas dalam kuliah subuh di Masjid Al Muhajirin, Perumnas Bukit Sanggulan Indah (BSI) Tabanan, Bali, Minggu (27/1/2019).

Dalam tausiahnya seusai sholat subuh, Ust Haikal Hassan yang populer dipanggil dengan nama Babe ini, mengajak umat untuk bersatu dalam kebersamaan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

Hal itu diungkapkan Ust Haikal Hassan karena dalam tesis yang dikemukakan seorang tokoh dari Amerika di jaman Presiden Bill Clintion, Indonesia diprediksi akan pecah menjadi lima negara.

“Hal ini jangan sampai terjadi. Kita harus tetap bersama dalam wadah NKRI. Jangan mau diadu domba, dipecah belah karena perbedaan suku, agama, ras dan golongan,” katanya mengingatkan. Menurut Ust. Haikal Hassan, perbedaan yang ada di Indonesia adalah rahmat dari Allah yang harus dijaga dan dirawat.

“Di dunia tidak ada negara yang sama seperti Indonesia yang memiliki tiga waktu bagian wilayah, memiliki ratusan suku dan bahasa, ribuan pulau dan kekayaan alam yang melimpah. Semua itu harus kita jaga dan pertahankan,” tegasnya.

Pada kesempatan tersebut Ust Haikal Hassan juga mengingatkan umat yang hadir agar tidak merasa benar sendiri terhadap dirinya sendiri atau kelompoknya sehingga menyalahkan orang lain atau kelompok lainnya yang tidak sepaham.

Baru belajar dan mengetahui sedikit saja tentang sesuatu hal tapi sudah merasa yang paling tahu dan paling benar. “Jangan seperti orang buta yang mendefinisikan tentang sosok gajah dengan berbagai bentuk karena yang diketahui tentang sosok gajah itu baru bagian belalai, ekor, kaki dan telinganya saja. Belum seluruh sosok gajah,” katanya.

Ust Haikal Hassan dari Jakarta ini juga mengingatkan umat untuk saling menghormati seperti yang dilakukan oleh almarhum Buya Hamka dan Idham Chalid saat kedua tokoh nasional ini menjadi imam sholat subuh.

“Buya Hamka yang tokoh Muhammadiyah saat menjadi imam sholat subuh baca doa Qunut karena Ketua Nahdlatul Ulama Idham Chalid menjadi makmumnya. Sebaliknya, KH Idham Chalid tidak membaca doa qunut saat menjadi imam sholat subuh karena Buya Hamka saat itu menjadi makmum,” paparnya.

Mengakhir tausiah yang mengusung tema “Kebersamaan menuju kemenanganan Islam”, Babe menegaskan bila kebersamaan dan persatuan itu indah. “Islam tidak akan kuat bila mengabaikan persaudaraan, persatuan dan kebersamaan,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Takmir Masjid Al Muhajrin H. Warso ditemui seusai kajian kuliah subuh mengatakan rasa syukurnya, karena kajian kuliah subuh kali ini banyak dihadiri jamaah sehingga saat sholat subuh ada sebagian jamaah yang harus rela sholat di teras masjid.

“Sejak masjid Al Muhajirin ini berdiri di awal tahun 2000-an, baru kali ini jamaah sholat subuh seperti jamaah sholat Jum’at. Biasanya yang sholat subuh sekitar 5-6 shaf atau sekitar 150 – 180 orang jamaah. Tadi sampai ke teras. lantai satu dan dua penuh,” katanya.

Rasa syukur H.Warso juga disampaikan karena malam sebelumnya sempat beredar di grup WA dan media sosial postingan flayer/poster hoax berisi fitnah yang menginformasikan bahwa tabligh akbar Ust Haikal Hassan isinya dakwah tentang Khilafah. Selain itu tabligh akbar ini juga disponsori juga oleh HTI.

“Ada oknum atau kelompok yang menebar fitnah mencoba memprovokasi dan mengadu-domba umat terkait kedatangan ust Haikal ini dalam tabligh akbarnya di Bali. Syukur hal itu tidak terjadi di Masjid Al Muhajirin. Mudah-mudahan tidak terjadi juga di wilayah lainnya di Bali yang didatangi ust Haikal,” katanya berharap. (gus)

Berita Lainnya

Terkini