Triwulan Pertama 2018, Dunia Usaha di Bali Alami Peningkatan Pertumbuhan

10 Juli 2018, 16:53 WIB
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bali Cuasa Iman Karana/dok

DENPASAR– Memasuki triwulan II-2018 kegiatan usaha di Bali menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya.

Pertumbuhan dunia usaha itu sebagaimana terlihat hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali.

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bali Causa Iman Karana mengungkapkan, peningkatan kegiatan usaha terjadi pada sebagian besar sektor, dengan peningkatan tertinggi pada sektor perdagangan, hotel & restoran yang tercatat memiliki nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 11,09% dan sektor bangunan dengan SBT sebesar 9,29%.

Dalam siaran persnya Senin 9 Juli 2018, diungkapkan, peningkatan itu antara lain didorong faktor musiman seperti adanya Hari Raya Galungan dan Lebaran yang mendorong naiknya permintaan, khususnya di pasar domestik serta peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara pasca erupsi Gunung Agung.

Kata Iman, sejalan peningkatan kegiatan usaha, tingkat penggunaan kapasitas produksi juga meningkat dari 80,30% pada triwulan I-2018 menjadi 88,98% pada triwulan II-2018.

“Pulihnya kinerja dunia usaha juga terindikasi dari membaiknya kondisi likuiditas dan rentabilitas dibanding triwulan sebelumnya,” tutur alumnus Universitas Gadjah Mada Yogyakarta itu.

Kemampuan perusahaan untuk mencetak laba (rentabilitas)  meningkattercermindarisaldo bersih yang naik hampir 10 poin menjadi 57,03%. Sementaraindikator akses kredit perbankan selama 3 bulan terakhir juga dinilai lebih mudah dibanding triwulan sebelumnya.

Peningkatan tersebut disebabkan oleh persentase responden yang menganggap akses kredit mudah dan normal lebih tinggi dari yang menganggap akses kredit lebih sulit.

Namun demikian, lanjut dia.peningkatan kegiatan dunia usaha masih belum sepenuhnya diikuti dengan pulihnya penggunaan tenaga kerja.

Demikian juga, hasil survey menunjukkan SBT tingkat penggunaan tenaga kerja masih mengalami penurunan dari 3,55% pada triwulan I 2018 menjadi -1,19% pada triwulan II 2018.

Perlambatan tersebut disebabkan oleh efisiensi yang dilakukanperusahaan pada triwulan laporan sebagai imbas penurunan kondisi usaha di triwulan I 2018. Namun demikian, kondisi ini diperkirakan akan kembali membaik di level 5,03% pada triwulan III-2018, seiring membaiknya optimisme pelaku usaha. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini