Triwulan Pertama 2019, Bali Bukukan Ekspor Komoditas Pertanian Rp309 Miliar

21 Maret 2019, 13:06 WIB
Gubernur Bali I Wayan Koster saat menghadiri pelepasan ekspor komoditas pertanian di Pelabuhan Benoa, Denpasar

Denpasar – Badan Karantina Pertanian Kelas 1 A Denpasar merilis data pada triwulan pertama Tahun 2019 realisasi ekspor komoditas pertanian asal Bali nilainya mencapai Rp309 miliar. Jumlah ini mengalami kenaikan signifikan dibanding periode sama tahun 2018 tercatat ekspor hanya Rp.29 miliar.

Membaiknya ekspor komoditas produk pertanian Bali, tak lepas paya kerja dan sinergi pembangunan pertanian antara Kementerian Pertanian dan Pemerintah Provinsi Bali. Melansir data dirilis Badan Pusat Statistik sektor pertanian mampu menurunkan inflasi pangan dari yang sebelumnya 10,57 persen selama 4 tahun terakhir telah mampu ditekan hingga 1,26 persen.

Kepala Balai Besar Karantina Soekarno Hatta Imam Djajadi mengungkapkan, Harga pangan di Provinisi Bali, relatif stabil dengan capaian inflasi pangan di angka 0,7 persen.

“Sinergi yang dibangun telah membuahkan hasil, dan kita akan terus tingkatkan dengan mendorong produk komoditas pertanian unggulan asal Bali masuk ke pasar ekspor,” kata Djajadi saat melepas ekspor komoditas pertanian senilai Rp. 17,4 miliar di pelabuhan Benoa-Bali, Kamis (21/3/2019).

Selain pelepasan ekspor perdana buah salak gula pasir, Komoditas pertanian unggulan yang dilepas kali ini adalah manggis, daun mimba, alang-alang, bunga anggrek, sarang burung walet, kepompong sutera, anak ayam umur 1 hari (DOC), dan kulit ular dengan tujuan negara Cina, Singapore, Timor Leste, Hongkong, Brasil, Jepang dan Jerman.

Dia menyoroti komoditas yang tengah menjadi primadona ekspor di Bali yakni buah manggis. Petani Bali benar-benar merasakan manfaat kemudahan dan kecepatan pelayanan ekspor oleh pemerintah di dua tahun belakangan ini.

Pada tahun 2018 petani manggis di Bali merasakan bagaimana hasil panennya bisa diterima penuh ke pasar-pasar besar manca negara terlebih setelah berhasilnya negosiasi dagang antara Badan Karantina Pertanian dengan Otoritas Karantina Cina hingga keran ekspor langsung ke pasar Cina dibuka di penghunjung tahun 2017.

Dari data yang diambil dari sistem otomasi Badan Karantina Pertanian, di tahun 2018 kata Djajadi, dari Bali saja telah terkirim 4.096 ton buah manggis dengan nilai ekonomi Rp.300 miliar. Jumlah itu, hanya untuk pasar Cina saja dan ini merupakan nilai ekspor manggis tertinggi di Indonesia.

Sementara, memasuki triwulan pertama 2019 ekspor manggis bahkan sudah mencapai 631 ton tujuan Cina Dengan nilai devisa hingga 45 Miliar. Pihaknya memberlakukan inspection, layanan jemput bola dalam menjawab tingginya permintaan dan untuk percepatan pemeriksaan karantina sesuai persyaratan negara tujuan ekspor.

Kepala Karantina Pertanian Denpasar I Putu Terunanegara mendampingi Kepala Balai Besar Karantina Soekarno Hatta Imam Djajadi (kanan)

Djajadi yang hadir mewakili Badan Karantina Pertanian juga menyampaikan seluruh jajaran petugas karantina pertanian melakukan tugasnya dalam mensertifikasi produk pertanian sesuai dengan persyaratan negara mitra dagang.

“Jaminan ini akan menjadi jalur hijau produk pertanian kita melenggang di pasar global,” tegas dia. Dalam kesempatan sama, Kepala Karantina Pertanian Denpasar I Putu Terunanegara, memaparkan komoditas asal Bali yang juga favorit di pasar internasional yakni salak gula pasir.

Disebutkan, sejak dimulai ekspor perdananya sebanyak 0,5 ton ke Kamboja di Maret ini, kedepan tengah dipersiapkan secara rutin ekspor sebanyak 50-100 ton perbulannya. “Kini bertambah lagi komoditas andalan petani di bali, dan petani sebagai penggeraknya telah menjadi pahlawan devisi negara, ujarnya.

Terunanegara juga menyampaikan data perbandingan ekspor komoditas pertanian yang di sertifikasi melalui wilayah kerjanya pada triwulan pertama di tahun 2018 dengan 2019 adanya peningkatan yang sangat signifikan.

Pada tahun 2018 tercatat ekspor hanya Rp.29 miliar dan ditahun 2019 meningkat jauh sebanyak Rp. 309 miliar. Capaian ini tidak terlepas dari upaya keras Badan Karantina dalam memfasilitasi petani memberikan jaminan kualitas dan kesehatan komoditas ekspor.

Saat membuka pelepasan ekspor komoditas pertanian asal Bali ke sejumlah negara tujuan, Gubernur Provinsi Bali I Wayan Koster mengapresiasi upaya pembangunan pertanian yang dilakukan secara sinergi antara dinas terkait diwilayahnya dengan Kementerian Pertanian.

Koster berharap, dengan keunggulan sektor pariwisata yang dimiliki Bali juga dapat turut membawa kesejahteraan bagi petani.

“Saya berpesan agar kuantitas dan kualitas dapat dijaga secara konsisten sehingga akses pasar ekspor dapat terbuka luas sehingga dapat memberi nilai tambah, added-value bagi petani sehingga makin sejahtera,” kata Koster menegaskan.

Kakanwil Bea dan Cukai Bali, NTB dan NTT Untung Basuki menyampaikan, pihaknya siap ikut mendukung akselerasi percepatan ekspor komoditas pertanian. Memanfaatkan layanan PDE (Pertukaran Data Elektronik) kata dia sangat efektif memangkas waktu, tenaga dan biaya.

“Bali mempunyai keuuntungan lebih dengan mempunyai rute penerbangan yang padat lintas manca negara,” imbuh Untung. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini