Tunggu Perbaikan, Rest Area Rambut Siwi Kumuh

23 Desember 2015, 03:00 WIB

Kabarnusa.com
Rest Area di dekat Pura Rambut Siwi, Desa Yehembang Kangin, Kecamatan
Mendoyo, Jembrana, Bali selama bertahun-tahun tak terawat dan
dimanfaatkan sehingga kumuh.

Sejumlah bangunan yang
diperuntukkan untuk istirahat kini dipenuhi ilalang dan becek. Sejatinya
di sekitar lokasi rest area itu sudah mulai dibersihkan, tetapi kembali
ditumbuhi rumput liar.

Bahkan sebuah menara bak air yang berada di dekat pintu masuk sudah tidak terlihat lagi, ditumbuhi tanaman merambat.

Kondisi
bangunan rest area itu sudah tidak terawat. Lantaran sepi dan dipenuhi
rerumputan, tidak ada yang mau singgah ke tempat itu. Padahal sejatinya,
bangunan di rest area ini cukup lengkap untuk keperluan peristirahatan.

Mulai
dari toilet hingga wantilan. Tetapi sudah bertahun-tahun lokasi
tersebut serasa mati. Hanya salah satu tempat dimanfaatkan oleh pedagang
penjual makanan dan minuman.

Sejumlah bangunan utama
juga nampak sudah tak terawat. Sejumlah genteng pecah sehingga air
meluber hingga ke dalam bangunan. Lantai wantilan itu juga terlihat
kotor dipenuhi kotoran kelelawar.

Menurut warga yang
ditemui, areal ini memang sudah tidak dimanfaatkan lagi. Apalagi setelah
jalur kendaraan sudah tidak melintas ke rest area itu.

“Kadang
ada saja orang dari Jawa, yang sengaja lewat sini karena melihat tanda
arah, tetapi hanya lewat saja,” tandas warga yang hendak ke sawah ini. 

Menurutnya,
rumput memenuhi sekitar  bangunan rest area ini sering dibersihkan.
Tetapi memasuki musim penghujan, rumput kembali tinggi.

Siang
hari kondisinya sepi, apalagi saat malam hari. Gelap dan seperti desa
mati. Ada bangunan lengkap tetapi tidak ada kehidupan.

Perbekel
Yehembang Kangin, I Gede Suardika dikonfirmasi mengatakan bangunan rest
area ini memang sudah tidak layak, namun dari informasi rencananya akan
dikembangkan.

Sejumlah los atau kios akan diperbaiki
begitu juga kemungkinan akan ada perluasan areal.  Desa menurutnya siap
mengelola apabila nantinya diserahkan pengelolaan ke desa melalui
BUMDes.

“Kita baru sebatas menerima informasi,  rest area itu akan dikembangkan, “  tandasnya Selasa (22/12/2015)

Desa
sudah merencanakan untuk membuat semacam senggol desa atau pertokoan
yang menyokong perekonomian masyarakat sekitar Rambut Siwi.

Tanah
dan bangunan itu saat ini masih merupakan aset propinsi Bali. Di
sekitar lokasi memang sempat dilakukan pembersihan rumput oleh
buruh-buruh panen padi yang mendirikan tenda di sekitar areal rest
area.(dar)

Berita Lainnya

Terkini