TABANAN – Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta mengajak masyarakat khususnya Hindu di Bali untuk tetap mempertahankan kelestarian buah lokal seperti untuk keperluan upacara.
Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta menyampaikan itu, saat menghadiri Karya Pemelaspasan Prelingga Ida Bhatara Tapakan (Barong) di Pura Desa lan Bale Agung Desa Pekraman Sunantaya, Penebel, Tabanan pada hari, Jumat (31/3/17). Dengan menggunakan buah lokal saat upacara, maka akan mengurangi peredaran buah impor di Bali.
Hal ini juga sejalan dengan peraturan daerah mengenai buah lokal yang berlaku di Bali. Oleh karenanya masyarakat diminta untuk menggunakan buah hasil panennya dalam membuat gebogan dan sarana-sarana upacara lainnya.
Selain itu Sudikerta juga menghimbau masyarakat agar dalam melaksanakan yadnya tidak jor joran, melainkan menyesuaikan dengan kemampuan masyarakat. Bendesa adat Sunantaya I Gede Wayan Sutarja, mengucapkan rasa terimakasihnya atas pesan Wagub Sudikerta dalam penggunaan buah lokal.
Oleh karenanya dalam setiap kesempatan, ia akan menghimbau kepada masyarakat Desa Sunantaya agar melestarikan buah lokal, khususnya pada penggunaan sarana upacara.
Terkait upacara pemelaspas Sukra Kliwon dengan melaspas 3 tapakan (barong) yaitu Ratu Mas, Ratu Ibu, dan Ratu Ayu. Total dana yang di habiskan untuk pembuatan tapakan tersebut sebesar 275 juta yang berasal dari bantuan Pemerintah Daerah, Masyarakat dan Dana Punia.
Rangkaian upacara pemelaspas tersebut juga akan dilanjutkan dengan mengadakan upacara pujawali pada hari manis Galungan tepatnya pada, Kamis (06/04) dan akan ditutup dengan melasti ke Tanah Lot. (gus)