Warga Cokrodiningratan Manfaatkan Ternak Maggot untuk Kurangi Sampah dan Produksi Pupuk Organik

Maggot dibudidayakan untuk nantinya menjadi pemakan sampah yang efektif untuk nantinya dapat dijadikan berbagai produk olahan pupuk.

12 Juli 2024, 10:49 WIB

“Kita dapatkan pertama dari 1 gram telur maggot kita olah ke dalam 10 gram ternyata menghasilkan maggot segar, setiap gram menghasilkan 2,5 kilogram maggot,” kata Debu Agung kepada wartawan, Jumat 12 Juli 2024.

“1 hari mampu memakan 5 kali lipat 125 kilogram sampahnya,” sebutnya.

Dengan potensi pengurangan sampah yang cepat, pihaknya berupaya untuk semakin mempercepat proses penurunan sampah dengan belatung.

Geger Kompos Bercampur Sampah Plastik di Bantul, DLH Kota Jogja Bilang Begini

Menurutnya, belatung akan lebih mudah memakan sampah organik dengan sampah yang lebih lunak melalui proses pencacahan terlebih dahulu.

“Kita belajar itu mendapatkan ilmu baru, kalau diolah menjadi lebih lembut bisa memakan lebih cepat, kalau sampah organik utuh bisa diolah sekian jam, dengan mesin penghalus sampah, hanya butuh 30 menit (memakan sampah),” terangnya.

Dalam waktu 2 hari dirinya menghasilkan 30 gram maggot, setiap gram menghasilkan 2,5 maggot.

Bangun Media Berkelanjutan, Arkadia Digital Media Hadirkan Suarajogja.id

“Sehingga 30 gram menghasilkan sampai 60-70 kilogram maggot segar. “Misalnya 70 kali 5 bisa mengolah sampai 350 kilo sampah,” paparnya.

Ia juga menyampaikan, dengan metode ini pengolahan sampah akan lebih cepat. Kendati demikian, karenanya perlu kesadaran masyarakat untuk bisa memilah jenis sampah.

“Sebaiknya edukasi ini dilakukan dengan masyarakat yang didampingi, kalau tidak jiwanya saja tidak akan berjalan sesuai harapan secara berkelanjutan,” pungkasnya.

Pemprov Bali ‘Ngrombo’ Baksos, Bersama Ormas Sasar Veteran, Anak Yatim hingga Penyandang Disabilitas

Pihaknya telah menghasilkan pupuk organik yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan. Para petani lele dan ayam disebutnya sudah memesan pupuk organik dari maggot tersebut.

“Ini luar biasa, dari kotoran ayam juga dikasih maggot. Kalau dipikir-pikir, kotoran ayam itu dimakan maggot juga. Kalau paham asal kotoran ayam bekas maggotnya jadi pupuk organik cair, olahan padat pakan ternak juga kita dapatkan di biopori,” jelasnya.

Hasil dari pupuk organik melalui olahan magot disebutnya memiliki kalori protein yang tinggi. Ia menilai, pupuk tersebut memiliki kandungan nilai protein yang disebutnya berada di atas 20 persen.

Tingkatkan Inklusi Keuangan, Telkomsel Perkuat Kemitraan Setrategis Bersama PT USSI dan LPD Bali

Beberapa petani lele dan peternak ayam disebutnya telah mengurangi penggunaan pelet dengan menambahkan olahan maggot tersebut.

“Kita coba dari pelet 100 persen untuk lele, kita kurangi 70 persen magot barangnya 30. Ayam juga gitu,” ujarnya.

Adapun awal ide ini, berawal dari keresahannya terhadap darurat sampah yang tak kunjung usai ditambah TPST Piyungan sudah ditutup. Lokasi tersebut yang hanya memiliki luas 800 meter persegi milik leluhurnya sebelum disulap menjadi tempat pengelolaan mulanya dijadikan penampungan sampah oleh warga. Seiiring berjalannya waktu, ia mulai aktif menanam aneka tanaman agar warga tak lagi membuang sampah disini.

Kapal Ikan Lintas Samudra Alami Patah As Baling-baling di Utara Perairan Buleleng

“Tiba-tiba kepikiran, kenapa enggak mengelola sampah dari masyarakat”, katanya.

Hanya bermodal media sosial, akhirnya Agung mulai lakukan budidaya maggot ini untuk mengelola sampah warga yang menumpuk.

“Cara ini sudah dibilang efektif karena terbukti kan bau sampah sudah tidak begitu menyengat, hanya saja bau baru terasa saat mendekat ke kandang maggot ini”, tandasnya.

Alasan DPRD Kota Jogja Usulkan Abdi Dalem Dapat BPJS Ketenagakerjaan

Namun, menurut Agung yang masih menjadi PR saat ini masih banyak masyarakat yang belum terbiasa dalam memilah sampahnya baik organik maupun anorganik.

Pada kesempatan sama, Penjabat (PJ) Wali Kota Yogyakarta, Sugeng Purwanto mengapresiasi hasil karya salah satu warganya tersebut. Karena dinilainya, budidaya maggot dapat menumbuhkan manfaat untuk berbagai kebutuhan.

“Kami berkeyakinan dengan ini kalau semua di titik sampah seperti bisa memulai seperti milik pak Agung di Kemantren Jetis ini bisa jadi percontohan, sampah sehari sudah terurai untuk mengurangi sampah di Kota Yogyakarta, dengan maggot”, katanya.

Diperkaya Desain dan Fitur Keamanan Baru, All New Honda BeAT Sapa Warga Bali

Guna memaksimalkan potensi budaya maggot ini, menurut Sugeng harus ada sinegritas antara dinas pertanian dan dinas lingkungan.

“Karena kan ini dari pertanian, jadi saya harap dinas pertanian membantu masyarakat dalam pemberdayaan maggot guna urai sampah menumpuk ini, baru setelah itu bekerjasama dengan DLH.

“Sehingga penumpukkan sampah di kota lama-lama segera terselesaikan,” imbuhnya.***

Berita Lainnya

Terkini