Kabarnusa.com – Warga Banjar Kembang Sari, Desa Tukadaya, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali sejak beberapa bulan belakangan ini mulai gencar menentang aksi perambahan hutan Sambong yang berbatasan dengan desanya.
Pasalnya, aksi perambahan hutan untuk ditanami tanaman produksi sangat merugikan masyarakat banyak.
Kekeringan semakin mengkhawatirkan, menyebabkan warga mengalami krisis air. Demikian juga kelestarian subak terancam lantaran sumber air di gunung atau hutan sudah semakin mengecil.
Meskipun aksi menentang perambahan hutan dari warga kian keras, pihak Kesatuan Pengelolan Hutan (KPH) Bali Barat Dinas Kehutanan Pemprov Bali yang memiliki wewenang justru lempar handuk.
Mereka mengaku tidak kuasa menghentikan aksi perambahan hutan itu dengan dalih personil yang dimiliki sangat sedikit.
Padahal, pelaku perambahan itu jumlahnya segelintir jika dibandingkan warga yang menentang perambahan itu.
“Kami sangat merasakan dampak dari perambahan hutan itu. Sumber air jadi mengecil, saat musim kemarau kami semua krisis air,” keluh Dana, salah seorang warga setempat, Jumat (21/8/2015.)
Karena krisis air itu, warga terpaksa mengandalkan air PDAM untuk memenehi kebutuhan sehari-hari. Namun ternyata PDAM juga tidak mampu mengatasi krisis air itu karena juga kesulitan mencari sumber air.
“PDAM kan juga menghadalkan sumber air dari hutan. Sementara sumber air di hutan mengecil karena hutan sudah gundul,” imbuh warga lainnya.
Karena itu warga mendesak agar aksi perambahan hutan sebagai biang kerok kekeringan segera dihentikan.
Untuk menghentikannya, warga meminta aparat terkait tegas memberlakukan aturan dan menerapkan sanksi hukum kepada pelaku untuk memberikan efek jera.
”Kalau aksi perambahan itu tetap dibiarkan bebas maka kurun waktu tidak terlalu lama subak akan lenyap karena petani beralih fungsi akibat tidak dapat air. Sekarang saja pola tanam di sawah tidak teratur karena kesulitan air,” papar warga.
“Kalau air memang sudah menjadi kendala utama kita di sini. Pola tanam di subak sini juga sudah tidak teratur karena kekurangan air,” kata Kelian Subak Sombang, I Made Swandra. (dar)