Denpasar – Produk-produk lokal Bali, yang berasal dari pertanian, kelautan, warisan budaya, seni, tradisi, dan kekayaan alamnya, memiliki daya tarik yang kuat.
Popularitas Bali di tingkat dunia memberikan keuntungan dalam pemasaran produk-produk ini. Gubernur Bali terpilih Wayan Koster, memberikan perhatian khusus pada upaya pemasaran produk lokal Bali.
Salah satu langkah konkret yang diambil adalah penerbitan Peraturan Gubernur Bali Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan, dan Industri Lokal Bali.
Koster, dengan visi “nangun sat kerthi loka Bali” dan fokus pada pembangunan Bali di masa depan, berkomitmen untuk mempertahankan identitas warisan budaya Bali di tengah arus globalisasi.
Gubernur Bali, Wayan Koster, menegaskan komitmennya untuk mengembangkan produk lokal Bali. Hal ini ia sampaikan pada Jumat, 31 Januari 2025 di Denpasar.
Koster, yang telah menjabat sebagai Gubernur Bali selama satu periode, menekankan bahwa produk-produk lokal Bali memiliki kualitas yang sangat baik dan terkenal.
Bali, menurut Koster, memiliki beragam produk lokal unggulan, seperti beras, salak, manggis, mangga, kelapa, kangkung, kelor, bayam, durian, kopi, arak, anggur, ayam, dan sapi Bali.
Ia menambahkan meskipun luas wilayah Bali hanya 5.780 km persegi, namun Bali memiliki kekayaan alam yang luar biasa dengan menghasilkan produk-produk lokal yang berkualitas.
Koster mengungkapkan, sejauh ini belum mendengar di daerah lain di dunia yang memiliki kekayaan produk lokal yang terkenal sebanyak di Bali.
“Saya belum mendengar daerah lain yang menghasilkan produk alam dari buminya yang terkenal dan sebanyak Bali. Pertaniannya, kelautannya dan segala macamnya,” ujar pria asal Desa Sembiran ini.
Namun menurut Koster masih ada hal yang mengganjalnya. Karena krama Bali sendiri belum mengapresiasi kekayaan kearifan lokal Bali yang terkenal ini. Justru masih ada krama Bali yang terpengaruh dengan pengaruh luar.
“Kita kurang apresiasi dan menghargai produk lokal Bali. Kita justru terpengaruh dengan luar. Sehingga barang yang bagus punya kita justru kurang mendapat posisi terbaik,” katanya.
Melalui visi pembangunan Bali nangun sat kerti loka Bali, Koster mengatakan telah menerbitkan Pergub nomor 99 tahun 2018. Koster ingin mendorong agar produk lokal petani, nelayan, dan perajin budaya Bali untuk dimanfaatkan seluruh masyarakat di Bali.
Pada periode pertama belum bisa begitu kencang karena terhalang covid-19, dua tahun covid plus setahun pemulihan. Sekarang diberi kesempatan periode kedua agar saya lebih kerja keras dan tegas.
Supaya semua yang beraktivitas di Bali berkontribusi untuk membangun Bali sesuai dengan wilayah gerak ekonominya, supaya ikut bersama-sama mensejahterakan masyarakat,” jelas Koster.
Gubernur Koster mengajak semua yang berinteraksi di Pulau Dewata agar bersinergi membangun Bali. Semua pelaku ekonomi di Bali agar bersinergi membangun Bali agar tak timpang.
“Agar semuanya merasakan manfaatnya. Hidup itu harmoni, saling membutuhkan, saling mendukung, memberi dan saling menerima, ” katanya.
Gubernur Bali, Wayan Koster, memiliki pandangan visioner terhadap produk lokal Bali. Ia meyakini bahwa produk lokal Bali memiliki keunggulan dalam strategi pemasaran awal karena merek Bali yang sudah terkenal di dunia.
Hal ini memudahkan penjualan produk lokal Bali dan berdampak positif pada pariwisata, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat Bali.
“Keunggulan Bali adalah namanya yang sangat terkenal. Jika Anda bertanya di luar negeri, Bali lebih dikenal daripada Indonesia. Artinya, kita memiliki produk di Bali dengan merek Bali yang begitu terkenal sehingga kita mudah memasarkannya. Kita sudah menang di strategi awal,” jelas Koster.
Koster mencontohkan produk warisan Bali, arak, yang kini sedang gencar dipasarkan ke dunia. Konsep promosi dan kemasan akan terus ditingkatkan agar benar-benar melekat di hati masyarakat dunia. ***