WCF Jadi Pendingin Hubungan RI-Australia

27 November 2013, 10:39 WIB

WCF+kabarnusa.com

Kabarnusa.com, Nusa Dua – Hajatan Wolrd Culture Forum (WCF) menjadi pendingin hubungan pemerintah Indonesia dan Australia yang memburuk pasckasus penyadapan.
 

Saat menutup WCF di Bali International Convention Center (BICC) di Nusa Dua, Selasa 26 November, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Muhammad Nuh menegaskan jika WCF memberi dampak positif bagi Indonesia.

“Di forum ini, kita bisa mendengarkan bagaimana pandangan masyarakat Australia tentang pentingnya kebudayaan dan hubungan baik antar negara,” ujar Nuh.

Tidak hanya dari delegasi berbagai tokoh dan pejuang kebudayaan dan HAM, yang memberi nilai dari WCF yang dibuka Presiden SUsilo Bamban Yudhoyono adalah pandangan-pandangan delegasi Australia untuk memajukan hubungan antara negara atau kawasan.

“Ini bukti, WCF ini seperti (Air Contition), menjadi pendingin hubungan Indonesia dan Australia, ” selorohnya Wamendikbud Wiendu Nuryati dan panitia WCF lainnya Arif Rahman dan Azzumardi Azra.

Meski, bukan merupakan pertemuan yang menghasilakn keputusan politik namun WCF telah menelorkan setidaknya 9 keputusan penting yang menjadi dasar bagi negara-negara di dunia dalam mengimplementasikan, pembangunan berkelanjutan.

Dalam kesempatan itu, Nuh menegaskan, hasil pertemuan WCF dengan apa yang disebut “Bali Promise” itu, akan menjadi pendorong kuat bagi negara-nagar dalam mengembangkan kerjasama budaya di masa mendatang.

Beberapa poin penting dicapai WCF di antaranya, negara-negara menyepakati untuk terus mempromosikan perlunya partisipan dan tata kelola inklusif sebagai isu penting dalam keterlibatan masyarakat madani.

Juga, penting dikembangkan dialog antar keyakinan mengingat keberagaman budaya dan agama yang dimiliki umat di muka bumi.

“WCF sebagai inisiatif Presiden SBY telah memainkan peranannya dan integritas budaya  untuk pembangunan di segala bidang pascatahun 2015,” imbuhnya.

Disepakati pula bahwa budaya merupakan pendorong dan memperkaya pembangunan berkelanjutan yang telah direkomendasikan ke Unesco untuk menjadi tujuan semua pembangunan di dunia.

Diketahui, World Culture Forum digelar 24-27 November 2013, menghadirkan sejumlah badan internasional dan pakar ternama dalam enam tema symposia yang bertujuan menyampaikan dan mendiskusikan berbagai wacana serta masalah dalam lingkup kebudayaan dan pembangunan. (rma)

Artikel Lainnya

Terkini