Wujudkan Ketahanan Ekonomi, Presiden Jokowi Minta Cadangan Devisa Diperkuat

14 Agustus 2018, 19:24 WIB
Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas di Kantor Presiden Jakarta/foto:biro pers setpres

JAKARTA – Presiden Joko Widodo meminta agar cadangan devisa terus diperkuat guna mewujudkan ketahanan ekonomi nasional. Jokowi menyampaikan hal tersebut saat memimpin rapat terbatas lanjutan mengenai upaya memperkuat cadangan devisa negara di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (14/8/2018).

Menurut dia, memperkuat cadangan devisa merupakan hal yang sangat penting yang harus dilakukan agar ketahanan ekonomi semakin kuat terutama dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global termasuk dampak yang terakhir terjadi di perekonomian Turki.

“Sselain mengupayakan peningkatan cadangan devisa, di saat yang sama pemerintah juga harus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, inflasi yang rendah, serta menjaga agar defisit transaksi berjalan berada pada level yang aman,” sambungnya.

Jika melihat dari sisi fiskal, kata Jokowi sejatinya dia menilai Menteri Keuangan telah mengelola dengan kehati-hatian yang sangat. “Defisit APBN kita 2,12 (persen) dan tahun depan kita sudah akan turun di bawah 2,” tegas Kepala Negara.

Menyinggung kebijakan moneter, Presiden mengatakan pengelolaan yang dilakukan oleh Bank Indonesia sudah berjalan baik. Demikian halnya dengan yang telah dilakukan Otoritas Jasa Keuangan yang berhasil menjaga rasio permodalan perbankan yang kuat.

Pengelolaan oleh Bank Indonesia sangat hati-hati, sangat _prudent_. Hal ini akan terus didukung dan juga di sisi OJK kalau dilihat juga CAR (rasio permodalan) perbankan kita masih sangat kuat, berada pada posisi 20 persen lebih, 22 tepatnya.

“Hal-hal inilah yang harus terus kita jaga,” katanya menegaskan. Dalam rapat terbatas ini, Kepala Negara memantau tindak lanjut dari apa yang diinstruksikannya dalam rapat terbatas pada 31 Juli 2018 lalu.

Presiden meminta jajaran terkait untuk melakukan upaya peningkatan ekspor dan mengendalikan impor sebagai bagian dari strategi memperkuat cadangan devisa negara.

“Saya minta hari ini akan saya update satu per satu problem di lapangan yang kira-kira menjadi hambatan sehingga kita benar-benar bisa memperkuat cadangan devisa kita,” ucapnya.

Pentingnya untuk menerapkan skala prioritas dalam melakukan impor sehingga impor barang dapat dikendalikan untuk sementara waktu.

“Di Kementerian Perdagangan dan Bea Cukai, pengendalian impor saya kira betul-betul kita cermati secara detail dan cepat sehingga impor barang yang memang sangat penting dan sangat tidak penting itu bisa kita ketahui,” sambungnya.

Berkaitan peningkatan ekspor, Presiden Joko Widodo menantikan adanya terobosan terbaru dalam upaya meningkatkan daya saing ekspor nasional. Sistem perizinan terintegrasi yang telah diluncurkan diminta olehnya untuk terus dipantau dampak dan kemanfaatannya bagi industri utamanya yang berorientasi ekspor.

Dakam arahannya juga, satu strategi peningkatan cadangan devisa negara kembali diutarakan oleh Presiden dengan mempercepat pembangunan infrastruktur yang berorientasi pariwisata. Melalui sektor tersebut, negara diyakini akan mampu menambah cadangan devisanya.

“Terakhir, saya ingatkan perlunya percepatan pembangunan infrastruktur yang mendukung pariwisata. Terutama pada lokasi-lokasi pariwisata prioritas yang telah kita letakkan. Karena sektor ini akan cepat mampu menambah dan memperkuat cadangan devisa kita,” demikian Jokowi. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini