Kabarnusa.com – Sepuluh warga yang menjadi korban keracunan
makanan olahan lawar nangka bercampur daging ayam beberapa hari lalu
yang sempat dipulangkan pihak Pukesmas Yehembang setelah diobati
ternyata kondisinya kian parah.
Lima orang korban yang
keseluruhannya warga Banjar Munduk Angrek, Desa Yehembang Kauh,
Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Bali dilarikan ke Pukesmas Rawat Inap
Pekutatan untuk mendapatkan perawatan.
Para korban
dilarikan ke Pukesmas Pekuatan diantaranya, Ketut Darma (60), Wayan
Wirtu (60), Ketut Suriani (59), Ni Ketut Riati (50) dan Ngurah Pariana
(30). Mereka masuk pukesmas Pekutatan dengan keluhan diare, mual-mual,
muntah-muntah dan pusing serta lemas.
Namun setelah
mendapat perawatan medis dan diinfus, satu korban, yakni Ketut Darma
dirujuk ke RSUD Negara karena kondisinya terus memburuk.
“Ya,
satu orang sudah kami rujuk ke RSUD Negara. Sedangkan yang empat orang
kami masih observasi perkembangannya,” terang doker jaga Pukesmas
Pekutatan dr Luh Kade Sri Wahyuni didampingi dr Reza, Jumat (13/11)
malam.
Kelima orang pasien tersebut masuk pukesmas
Pekutatan, dua orang pagi hari dan tiga orang sore hari dengan keluhan
Gastro Interikis akut (diare) lebih dari 11 kali sejak dua hari, mual
dan muntah, pusing serta lemas.
“Untuk empat pasien
yang masih menjalani perawatan disini kami sudah memberikan tindakan
berupa pemberian Infus dan pengobatan. Mereka masih kami obserpasi,”
ujarnya.
Di sisi lain Gusti Made Sedana, salah satu
keluarga korban mengatakan, para korban keracunan segaja dibawa ke
Pukesmas Rawat Inap Pekutatan dengan harapan cepat mendapatkan
penanganan.
“Kalau dibawa langsung ke RSUD Negara kami pikir penanganannya agak lambat karena di RSUD Negara banyak pasien,” ujarnya.
Informasi
yang diproleh lima orang korban lainnya yang sebelumnya dirawat di
rumah juga dibawa ke RSUD Negara karena kondisinya kian memburuk,
menyusul satu orang korban yang sebelumnya menjalani rawat inap di RSUD
Negara.
Pantauan Jumat malam, korban yang dirawat di
Pukesmas Pekutatan seluruhnya mengalami muntah-muntah dan diare dengan
disekitar bibir berwarna kehitam-hitaman.
Bahkan satu orang korban yakni Ketut Suriani tidak henti-hentinya muntah hingga mengalami kejang perut.(dar)