![]() |
Intelektual muslim AE Priyono/facebook |
Denpasar – Kepergian untuk selamanya aktivis sosial dan penulis A.E Priyono pada Minggu 12 April 2020 meninggalkan sumbangan berharga bagi gerakan sosial dan pemikiran Islam di Tanah Air.
Diketahui, Priyono meninggal dunia sekira pukul 11.20-11.30 WIB 12 April, di RS Polri, Jakarta. Semasa hidupnya, Priyono dikenal sosok intelektual, pemikir yang rendah hati dan memiliki pengetahuan luas.
Karya-karyanya bertebaran, mengangkat isu gerakan sosial dan pemikiran Islam kerap menjadi rujukan, referensi kampus dan intelektual.
Mantan aktivis mahasiswa UGM era 1990-an Umar Ibnu Alkhattab menilai sosok Priyono adalah salah satu intelektual yang mumpuni, yang menghimpun banyak pemikiran sosial.
“Pemikiran Priyono, mencerahkan, kegigihannya berpikir telah menghasilkan banyak buku yang sangat dibutuhkan untuk memahami dinamika sosial dan pemikiran Islam di Tanah Air,” tutur Umar yang kini menjabat Kepala Perwakilan Ombudsman Provinsi Bali dalam perbincangan, Senin (13/4/2020).
Salah satu pemikiran pentingnya adalah mendorong apa yang disebutnya sebagai Civic-Islam guna menggantikan partai Islam yang dianggapnya gagal sebagai alat untuk transformasi sosial di Indonesia.
“Civic-Islam sebagai kekuatan kaum muslim dianggapnya memiliki ruh untuk kebebasan dan pembebasan sekaligus bisa menjawab kegagalan demokrasi liberal,” ungkapnya.
Pasalnya, lanjut Umar, Civic-Islam memiliki semangat untuk pembangunan kemanusiaan dan gerakan sosial agar Islam tidak terjebak pada fundamentalisme, penyokong liberalisme ekonomi dan eskapisme yang beberapa tahun ini melanda Indonesia.
“Saya kira, pemikiran yang ditinggalkan almarhum ini bisa jadi sumbangan yang sangat berharga bagi kita semua,” demikian Umar. (rhm)