Angka Golput di Jembrana Tertinggi Kedua di Bali

15 Desember 2015, 19:48 WIB

ilustrasi%2Bpilkada

Kabarnusa.com
Panwaslu Kabupaten Jembrana mencatat jumlah golput dalam Pilkada
Jembrana sebagai tertinggi kedua setelah Pilwali Denpasar, dari Pilkada
di 6 Kabupaten/Kota se Bali tahun ini.

Tingginya angka golput di Pilkada Jembrana ini, dinilai lantaran KPUD Jembrana kurang maksimal melakukan sosialisasi.

KPUD Jembrana juga dinilai gagal mendulang target sebesar 77,5 persen partisipasi pemilih secara Nasional dari KPU RI.

Berdasar
hitung-hitungan Panwaslu Jembrana sesuai dengan hasil pleno ditingkat
Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) se-Jembrana, ada sebanyak 225.557
pemilih dalam Pilkada Jembrana.

Hitungan pemilih ini berasal dari
Daftar Pemilih Tetap (DPT) ditambah DPT Tambahan (DPTb-1) dan DPTb-2
sebanyak 225.683 pemilih, dikurangi Daftar Pemilih Pindahan (DPPh)
sebanyak 126 pemilih.

“Kalau kami menghitungkan golput, berdasar
hasil suara yang sah saja. Yang tidak sah kami masukan golput, karena
secara logika memang tidak punya pilihan, hanya dari 2 pilihan. Beda
dengan Pileg yang memang banyak,” katanya Selasa (15/12/2015).

Sementara, total suara sah adalah 138.695 suara, yakni 47.598 suara SIGY (34,3 persen) dan 91.101 suara ABANG (65,7 persen).

Ketika
total pemilih dikurangi total suara sah itu, maka tredapat  86.862
pemilih yang golput (38,5 persen) Jadi tingkat partisipasi hanya 61,5
persen.

“Jumlah yang golput ini hampir dua kali lipat jumlah pemilih di Kecamatan Jembrana,” ujarnya.

Jika dipersentasekan secara global sesuai jumlah total pemilih, golput 38,5 persen, ABANG 40,4 persen, dan SIGY 21,1 persen.

Berkaitan
tingginya angka golput tersebut, akan menjadi salah satu catatan
evaluasi kepada KPU Jembrana, saat rekapitulasi suara ditingkat
kabupaten pada tanggal 17 Desember nanti.

Bagaimana menyiasati
agar kedepan dapat memaksimalkan langkah sosialiasi, untuk merangsang
partisipasi pemilih, yang menjadi salah satu patokan kesusksesan Pemilu.

Kemungkinan
bisa diambil langkah inovatif, seperti menyediakan doorprize bagi
pemilih di setiap TPS. Kemudian mempetakan masalah golput di kawasan
pesisir, seperti di Desa Pengambengan, yang angka golputnya mencapai 50
persen.

“Mungkin seperti di Pengambengan, karena banyak yang
kerja kumpul di TPI (Tempat Pelelangan Ikan), mungkin bisa sediakan TPS
di sana. Ini sudah harus diperhitungkan,” tutupnya. (dar)

Artikel Lainnya

Terkini