Sumedang – Dalam agenda reses anggota DPRD Kabupaten Sumedang Dr. Asep Sumaryana mengagendakan sebuah diskusi yang membahas tentang Perhutanan Sosial.
Wakil Administratur Perhutani Wilayah Sumedang Supardjo yang hadir dalam pertemuan menjelaskan, tentang aturan main pengelolaan hutan bersama Perhutani.
“Prinsipnya Perhutani memiliki visi bukan hanya sekedar mengambil keuntungan semata, namun karena Perhutani adalah BUMN juga ikut bertanggungjawab terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan,” ujar Supardjo, Kamis (1/4/2021).
Kegiatan dihadiri pula Camat Ujungjaya Didin Hermawan.Para kepala Desa, Para Ketua BPD serta Ketua BUMDES. Mereka masing-masing mengusulkan kepada Perhutani untuk lebih bisa sharing terhadap pengelolaan hutan di wilayah masing-masing.
Diketahui, Ujungjaya merupakan wilayah yang sangat strategis karena posisinya berada di dalam wilayah Pengembangan Kawasan Industri BUTOM (Buahdua Ujungjaya Tomo).
Lokasi ini dilalui dua jalur tol yaitu Cisumdawu dan Cipamali juga berhadap-hadapan langsung dengan Bandara Kertajati. Melihat posisinya ini wilayah hutan tersebut tentunya beberapa lokasi telah beralih fungsi.
Juga penggenanagan waduk Cipanas lokasinya ada di Desa Cibuluh.
“Kalau masyarakat dan pemerintah tidak cerdas menghadapi situasi dan kondisi ini tentunya masyarakat Ujungjaya hanya akan gigit jari atau bahkan hanya menjadi buruh di rumahnya sendiri,” ucap Sumaryana, yang Ketua Komisi II DPRD Sumedang ini.
Sumaryana menegaskan, semuanya harus bangkit bersama-sama untuk bisa menghadapi tantangan strategis ini. “Walau ini tidak mudah tentunya kita wajib berusaha,” serunya.
Waka Administratur Perhutani dalam pertemuan juga sangat proaktif. Dia dan jajarannya akan senantiasa mendampingi masyarakat untuk bersama-sama mengelola hutan dan tetap menjaga lingkungannya agar tetap lestari.
Saat ditanya mengenai konsep OVOP (One Vilage One Product). Supardjo sangat antusias. Pihaknya akan berusaha semaksimal mungkin agar hutan mampu memiliki nilai lebih yang akan berdampak luas pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat.
Dalam kegiaatan juga diperkenalkan hasil produksi keripik pisang hasil hutan yang didorong oleh LMDH. Salah seorang warga yang tengah mengembangkan produksi keripik hasil hutan itu adalah Edah Jubaedah.
Produksi keripik milik Edah Jubaedah dengan brand Pisang Jembar Rasa, mulai dinikmati masyarakat dan terus berusaha menembus pasar. Rasa keripik yang gurih dan enak membuat Dr. Asep Sumaryana tertarik membeli sebagai oleh-oleh pulang ke rumah. (dah)