Kabarnusa.com – Dua unit bangunan SD Negeri 1 Pohsanten, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Bali dinilai tak layak digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
Dengam kondisi itu, pihak sekolah disarankan untuk tidak menggunakan gedung tersebut lantaran membahayakan.
Ketua DPRD Jembrana, I Ketut Sugiasa, saat sidak di SD itu mengaku heran ruang kelas yang membahayakan itu masih digunakan untuk belajar siswa.
Sugiasa didampingi Ketua Komisi A Ni Made Sri Sutharmi meminta pihak sekolah agar tidak menggunakan bangunan tersebut.
Pasalnya, bangunan untuk kelas IV dan V yang dibangun tahun 1970-an, kini sudah rapuh.
Sejumlah genteng sudah hancur dan atap bangunan dari kayu itu sudah rapuh. Sugiasa meminta agar pihak sekolah memindahkan ruang belajar siswa agar tidak beresiko.
Dinas terkait juga diminta untuk segera memperbaiki bangunan itu apalagi dari informasi rehab bangunan sudah dianggarkan tahun ini.
“Kami tidak berani mengganti genteng khawatir roboh, sudah rapuh. Makanya bocor,” terang salah seorang guru Senin 23 Maret 2015.
Bukan bangunan saja yang rapuh, sejumlah barang milik sekolah seperti buku dan barang lainnya sering hilang lantaran pintu kelas tidak ada kuncinya.
Begitu pula, tembok pagar yang sudah rapuh dimakan usia.
Sekolah ini hampir belum pernah mendapat renovasi baik untuk bangunan kelas maupun tembok pagar.
Kepala SD 1 Pohsanten, I Gusti Komang Suarna, mengatakan sekolah tahun ini sejatinya akan mendapatkan bantuan perbaikan bangunan yang rusak itu.
Begitu halnya dengan tembok pagar sekolah sepanjang 50 meter juga telah diajukan proposal agar mendapatkan bantuan.
Kabid Dikdas Pemkab Jembrana, I Nyoman Wenten yang datang di lokasi membenarkan sejatinya bangunan ini sudah dianggarkan untuk diperbaiki secara swakelola tahun 2015 ini.
Tetapi saat ini menurutnya masih tahap perencanaan. Pihaknya akan berkoordinasi agar pelaksaan ini segera dilakukan mengingat kondisi bangunan yang sudah memprihatinkan.
Selain SD 1 Pohsanten, Dewan juga mengecek SD 4 Pohsanten yang juga salah satu bangunannya mengalami kerusakan.
Bangunan untuk kelas siswa ini sejatinya pernah direnovasi namun diduga karena kondisi tanah yang labil, tembok retak. Wenten mengungkapkan sekolah ini juga akan direhab pada tahun ini dan menjadi perhatian Dinas.(dar)