Karangasem – Banyaknya keluhan dari wisatawan ataun masyarakat lainnya terhadap kondisi Kawasan Pura Agung Besakih membuat manajemen operasional obyek wisata andalan di Kabupaten Karangasem Bali itu melakukan pembenahan sistem dan tata kelola pariwisata.
Diketahui, kawasan strategis Provinsi Bali menjadi salah satu ikon wisata di Pulau Dewata. Hanya saja, sejak periode 70-an saat wisatawan mulai berkunjung ke Pura Agung Besakih, sampai tahun 2016 sistem pengelolaan Kawasan Pura Agung Besakih dinilai berjalan kurang baik.
Plt Manajer Manajemen Operasional Pengelolaan Kawasan Pura Agung Besakih I Gusti Bagus Karyawan, mengakui kondisi itu disebabkan belum adanya standar operasional prosedur pengelolaan kepariwisataan untuk Pura Agung Besakih.
Kagumi Pura Besakih, Delegasi GPDRR Minta Dijaga dan Lestarikan
“Sehingga banyak pihak yang merasa tidak nyaman saat berkunjung. Ini terbukti dengan banyaknya keluhan yang terjadi baik oleh agen perjalanan, wisatawan, bahkan pemedek,” tutur I Gusti Bagus Karyawan saat Media Gathering di Mahagiri Restaurant, Rendang, Karangasem, Minggu (21/8/2022).
Dari fakta-fakyra tersebut, desa adat Besakih menganggap perlu adanya satu sistem yang bertujuan memperbaiki tata kelola pariwisata
“Juga meningkatkan pendapatan desa adat yang selama periode tersebut tidak pernah mendapat hasil dari kepariwisataan,” katanya menegaskan.
Mahasiswa IPB Berdayakan Masyarakat Olah Sampah Sisa Persembahyangan Pura Besakih