BI Siapkan 4 Langkah Strategis Pemulihan Pariwisata Bali

17 Oktober 2020, 07:49 WIB

VIP Talk Show 2020digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
Bali/Ahmad Rizki Aulia

Denpasar – Bank Indonesia menyodorkan empat langkah yang mesti
dilakukan pemerintah daerah dan stakeholder untuk memulihkan pariwisata di
Pulau Dewata yang kondisinya anjlok saat pandemi Covid-19.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Rizki Ernadi Wimanda
menyatakan, dari liaison dan survey survey, kondisi pariwisata Bali dan
perekonomian Bali pada umumnya juga masih jauh di bawah kondisi normal
meskipun sudah menunjukkan perbaikan.

“Survei kegiatan dunia usaha misalnya, menunjukkan adanya sedikit peningkatan
di triwulan III tahun 2020,” ungkapnya dalam VIP Talk Show 2020 di Denpasar
Jumat 16 Oktober 2020.

Dengan melihat fakta itu, harus diambil langkah langkah-langkah strategis yang
mesti diambil pemerintah dan stakeholder. Pertama, masih tetap harus
memperhatikan sektor pariwisata sebagai kontributor terbesar pada perekonomian
Bali, namun dengan protokol kesehatan yang ketat.

“Kami sangat mengapresiasi pemerintah daerah yang sudah memiliki program kerja
yang mencakup Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability
atau CHSE,” tuturnuya.

Kedua, dengan melakukan refokusing sector pariwisata dari wisata yang bersifat
mass tourism menjadi quality tourism. Contohnya, wisata bahari (snorkeling dan
diving), wisata alam, wisata sport atau co working space.

Ketiga, mentingkatkan perhatian pada sector potensial lain seperti sektor
pertanian sebagai sektor kedua terbesar dan sektor yang memberikan lapangan
kerja terbesar di Bali. Sektor pertanian sangat heterogen dan disesuaikan
dengan kondisi masing masing daerah.

Misalnya Kabupaten Tabanan dan Gianyar,adalah lumbung padi dengan sistem
pertanian SUBAK nya, kabupaten Klungkung dengan pertanian rumput laut.

Kabupaten Buleleng dengan tanaman hortikultura bawang putih, kabupaten
Jembrana dengan kakao dan udangnya, Kabupaten Bangli dengan produksi kopi di
perbukitan Kintamani.

“Kempat, saat yang tepat untuk menerapkan dan memperkenalkan digitalisasi di
sektor pertanian dan UMKM, untuk membantu meningkatkan produksi dan
pemasarannya,” Rizki menegaskan.

Diketahui, Bali sangat tergantung pada sector sector terkait pariwista dengan
kontribusi sekitar 54%. Sektor pariwisata tentu sangat tergantung pada arus
kedatangan wisatawan khususnya wisatawan manca negara.

Dengan adanya pandemic covid 19, tidak ada arus wisatawan, akibatnya sektor
pariwisata terpuruk. Kondisi perekonomian yang masih lesu ini diperkirakan
belum berakhir dalam waktu dekat.

Hal ini dibuktikan oleh beberapa indikator seperti rendahnya tingkat hunian
hotel dari rata rata 65% tahun 2019 menjadi sekitar 3% akhir akhir ini. Juga
dari jumlah kedatangan penumpang Bandara Ngurah Rai dari kondisi normal
sekitar 22.000 per hari hingga kini hanya 3.000 orang. (riz)

Berita Lainnya

Terkini