Kabarnusa.com – Hasil pengamatan Badan Meteorologi Geofisika Klimatologi Geofisika (BMKG) mencatat puncak Gerhana Matahari Total (GMT) di Tanjung Kelayang Belitung berlangsung selama tiga menit, Rabu (9/3/2016).
Tentu saja, pemandangan langka itu, diijadikan sebagai moment paling fenomenal di abad ke 21 ini.
Fenomena Gerhana Matahari Total (GMT) terjadi pada pukul 07.22 WIB di wilayah Tanjung Kelayang Belitung ini untuk pertama kali, untuk 100 tahun ke depan tidak ada lagi GMT yang jalur totalitasnya melintasi lebih dari 10 provinsi Di Indonesia.
Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu Dr.Jaya Murjaya bersama tim telah mempersiapkan semua peralatan yang akan digunakan.
Selain itu, fenomena GMT tahun 2016 ini bertepatan dengan hari libur nasional memperingati hari raya Nyepi bagi umat Hindu.
Karuan saja, banyak wisatawan lokal dan mancanegara berkunjung ke Tanjung Kelayang untuk menyaksikan secara langsung fenomena alam ini.
Adanya fenomena alam ini, BMKG pun melakukan pengamatan proses GMT yang terjadi.
BMKG melakukan pengamatan gravitasi, Pengamatan proses terjadinya Gerhana Matahari Total, Pengamatan Medan Magnet Bumi, serta Pengamatan Pasang Surut Air Laut.
Saat melakukan pengamatan GMT, pada pukul 06.21 Wita, cuaca di Tanjung Kelayang berawan, sehingga membuat para pengunjung mulai bertanya-tanya, apakah terlihat dengan jelas atau tidaknya.
Satu jam berlalu, awan yang berkumpul mulai tertiup angin, dan Bulan pun secara perlahan menutupi pancaran sinar matahari pada pukul 07.10
“Fase puncak terjadinya GMT di Tanjung Kelayang selama kurang lebih 3 Menit (07.22-07.25) saat itu awan kembali menutupi fase dimana matahari secara total tertutup oleh bulan,” ujar Jaya dalam laman bmkg.go.id.
Tepuk tangan pengunjung dan riuh teriakan meramaikan suasana yang sangat indah untuk diabadikan melalui foto dan video, dimana pada waktu tersebut langit terlihat gelap sebagian. (ari)