Jakarta – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw) Provinsi Bali mengajak kalangan media berbagai platform untuk melihat dari dekat Pencetakan Uang Republik Indonesia Perum Peruri dan Museum Bank Indonesia.
Acara dikemas dalam kegiatan ‘Capacity Building Media Tahun 2023’ saat kunjungan KPwBI Provinsi Bali ke Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (PERURI) berlokasi Karawang, Jawa Barat, Senin 23-25 Juli 2023.
Rombongan media dari platform online, elektronik dan cetak dipimpin Deputi Direktur KPwBI Provinsi Bali Andy Setyo Biwado menyampaikan tujuan kunjungan tak lain agar media mendapat edukasi tentang pentingnya menjaga Rupiah sebagai simbol kedaulatan bangsa.

“Agar nantinya, teman-teman media bisa memberi penjelasan lebih jelas kepada masyarakat sekaligus mengedukasi pentingnya menjaga Rupiah sebagai simbol kedaulatan bangsa,” tutur Andy Setyo Biwado.
Kata Andy Setyo Biwado, selama ini masyarakat belum banyak yang tahu apa yang dilakukan Bank Indonesia.
Pada kesempatan itu, Andy Setyo Biwado mengapresiasi wartawan atas kerja sama yang telah terjalin dan pemberitaan positif tentang berbagai kegiatan dan program yang dijalankan KPwBI Bali.
Pihaknya berharap kerja sama yang baik ini terus berlanjut di bawah kepemimpinan Kepala KPwBI Bali yang baru R. Erwin Soeriadimadja
Rombongan ‘Sobat Media BI Bali’ juga diajak melihat guna melihat langsung proses pencetakan uang di Kawasan Produksi Perum Peruri.
Kepada media, Kepala Strategic Business Unit (SBU) Uang Republik Indonesia PERURI, Fadel menuturkan, selain melakukan pencetakan uang Rupiah, juga mencetak sejumlah dokumen penting negara lainnya.
Sebagaimana Peraturan Pemerintah No 6 Tahun 2019, dokumen negara yang dicetat Perum PERURI diantaranya pencetakan paspor, pita cukai, hingga dokumen pertanahan. Fadel mengharapkan kunjungan media bisa menyampaikan kepada publik tentang gambaranm proses pencetakan uang Rupiah.
Perum PERURI mencetak uang disesuaikan dengan jumlah maupun jenis pecahan dan jadwal berdasar pesanan Bank Indonesia.
“Saya mengharapkan melalui kunjungan ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat,” harapnya.
Pada kesemptan sama, Analis Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia Reinaldy Akbar Ariesha menjelaskan Uang Rupiah diterbitkan tahun 2022 mendapat penghargaan dari International Association of Currency Affairs (IACA).
“Rupiah mengalahkan mata uang dari 29 negara lainnya,” tuturnya.
Disebutkan, Rupiah menjadi best new banknote series pada Currency Award ke 17 tahun 2023 di Meksiko. Uang pecahan Rp 100.000, Rp 50.000, Rp 20.000, Rp 10.000, Rp 5.000, Rp 2.000 dan Rp 1.000 berhasil menggeser mata uang finalis lainnya dari Bank Sentral Costa Rica, Bank Sentral Meksiko, Bank Sentral Filipina, dan Bank Sentral Bahamas.
Capaian pada posisi tertinggi dari uang Rupiah TE 2022 dalam penghargaan tingkat dunia merupakan salah satu bentuk pengakuan dunia internasional atas kualitas uang Rupiah Indonesia.
Diungkapkan, Uang Rupiah TE 2022 mengusung tema ‘Bersatu Dalam Rupiah, Berdaulat di NKRI’ dengan menampilkan Pahlawan Nasional, ragam budaya dan lanskap Nusantara.
Disinggung pula tentang Cinta, Bangga dan Paham (CBP) Rupiah dengan harapan media bergandengan tangan menyosialisasikan dan mengajak masyarakat agar Cinta, Bangga dan Paham mata uang Rupiah karena Rupiah memiliki fungsi menjaga kedaulatan negara.
Usai mengunjungi Perum Peruri di Karawang Jawa Barat, rombongan Media BI Bali mengunjungi Museum Bank Indonesia di DKI Jakarta.
Para jurnalis diajak berkeliling melihat dari dekat sejarah dunia perbankan di Indonesia saat berdirinya MuBI.
Sebagai salah satu objek wisata yang berlokasi di kawasan Kota Tua, Taman Sari, Jakarta Barat, museum ini ditetapkan menjadi cagar budaya oleh pemerintah karena berisi tentang sejarah dunia perbankan di Indonesia. MuBI juga menjadi objek wisata edukatif oleh pelajar maupun masyarakat.
Museum Bank Indonesia dikunjungi media sebagai salah satu objek wisata di kawasan Kota Tua, Taman Sari, Jakarta Barat. Pemerintah menetapkan museum ini ditetapkan menjadi cagar budaya yang berisi tentang sejarah dunia perbankan di Indonesia.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali mengajak sekitra 30 awak media, berkunjung ke museum yang sering dijadikan wisata edukatif pelajar maupun masyarakat.
Tiket masuk Musuem Indonesia relatuf terjangkau Rp 5.000/orang.
Dua edukator Museum Bank Indonesia, Febi dan Krisno Winarno memberikan penjelasan secara gamblang kepada media tentang sejarah berdirinya museum yang sejarahnya dahulu merupakan gedung Bank Indonesia Kota. Gedung ini peninggalan dari De Javasche Bank.
Febi menjelaskan, tahun 1828, gedung De Javasche Bank dibangun di tempat itu dengan arsitektur bergaya neo-klasik dipadu pengaruh lokal karya Ed. Cuypers. Setelah Indonesia merdeka, berdirilah Bank Indonesia Kota pada tahun 1953.
Gedung ini ditetapkan menjadi cagar budaya sesuai SK Gubernur Provinsi DKI Jakarta No.475 tahun 1993 karena mempunyai nilai sejarah yang tinggi sebelum dijadikan musuem.
Museum Bank Indonesia dibuka untuk umum oleh Gubernur Bank Indonesia saat itu, Burhanuddin Abdullah pada 15 Desember 2006, .
Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan musuem ini pada 21 Juli 2009. Terdapat berbagai macam koleksi mata uang sejak kerajaan di Nusantara hingga Tanah Air ini merdeka.
Pada abad ke-12, pulau Jawa sudah memiliki alat pembayaran yang terbuat dari logam. Mata uang tersebut diberi nama Krisnala (uang Ma). Disebutkan, Uang Ma merupakan peninggalan dari kerajaan Jenggala yang masuk ke dalam kategori uang tertua.
“Uang ini dibuat menggunakan emas dan perak,” tutur Febi.
Di luar pulau Jawa ada uang kampua yang beredar pada abad ke-9. Uang ini merupakan peninggalan kerjaan Buton. Kerajaan-kerajaan besar lainnya seperti Majapahit sudah memiliki mata uangnya sendiri. Yaitu uang Gobog yang terbuat dari tembaga, uang ini diperkirakan beredar pada abad ke-14 sampai ke-16.
“Selain sebagai alat pembayaran, uang Gobog juga banyak digunakan sebagai benda keramat,” sambungnya. Sejalan kebijakan Pemerintah DKI Jakarta yang mencanangkan daerah Kota Tua sebagai salah satu daerah bersejarah di Jakarta maka dilakukan pelestarian gedung BI Kota
Disampaikan juga, BI bermaksud menyajikan pengetahuan terkait peran BI dalam perjalanan sejarah bangsa, termasuk memaparkan latar belakang kebijakan BI yang diambil dari waktu ke waktu.
Dengan memanfaatkan teknologi modern dan multi media, seperti display elektronik, panel statik, televisi plasma, dan diorama maka penyajiannya menciptakan kenyamanan pengunjung dalam menikmati Museum Bank Indonesia.
Saat mendampingi awak Media, Deputi Direktur BI Provinsi Bali Andy Setyo Biwado menyatakan, kegiatan digelar dalam rangka melaksanakan program komunikasi BI Wide (One Voice), termasuk mengkoordinasikan pelaksanaan komunikasi Bank Indonesia di daerah.
BI secara rutin melakukan pertemuan dengan insan media di Bali, baik dalam bentuk program peningkatan kapasitas (capacity building) maupun diseminasi hasil rapat Dewan Gubernur (RDG) triwulanan.
Kata Andy Setyo Biwado , BI Bali sengaja menggelar capacity building tahunan media untuk meningkatkan kapasitas dan wawasan para jurnalis yang diisi kunjungan Museum Bank Indonesia (MuBI) dan Pencetakan Uang Republik Indonesia (Peruri). ***