Kabarnusa.com –
Pulau Bali satu dari sejumlah daerah tujuan pariwisata lainnya di Tanah
Air menjadi tempat favorit incaran para pelaku kejahatan pedofilia asal
Australia.
Dari data yang diungkap Terre Des Homes, sebuah LSM
asing yang bermarkas di Belanda, rata-rata perbulannya ada 25 pelaku
kejahatan berkunjung ke Indonesia.
“Kondisi ini menjadikan Bali
rentan ekspolitasi kejahatan seksual terhadap anak,” beber Country
Manager Terres des Hommes Netherland Sudaryatmo akhir pekan ini di
Denpasar.
Tidak hanya Australia, wisatawan asing dari negara
lainnya yang notabene pelaku kejahatan seksual banyak melakukan
kunjungan serupa termasuk di Bali.
Muncul kekhawatiran, karena
diyakini para pelaku kejahatan ini tergabung dalam mafia sehingga antar
mereka satu sama lain saling berhubungan.
Mereka dengan mudah
saling tukar menukar informasi, tentang daerah tujuan wisata mana yang
relatif mudah terjadinya eksploitasi anak-anak.
Dari pelaku
kejahatan pedofilia itu, kata dia, terbagi dalam beberpa kategori yang
menargetkan sasaran kepada anak-anak. Ada yang manargetkan sasaran anak
di bawah usia 12 tahun atau remaja.
Kedua, prefersialnya pelaku
kejahatan ini menyukai anak-anak dengan alasan tertentu karena
menganggap anak-anak korban itu lebih bersih.
Mengincar anak-anak karena mereka lebih bersih dan belum tercermar penyakit atau juga ada motif keperawanan.
“Ketiga
ada motf yang tidak secara khusus, melainkan karena melihat ada suplai
anak-anak dari negara atau daerah tujuan wisata itu, yang bisa
dieksplotasi,” katanya .
Apalagi, dengan perkembangan dunia
interet dewasa ini, maka mafia kajehatan ini mudah terhubung, bertukar
informasi sehingga kerentanannya menjadi meningkat.
Dalam riset
yang dilakukan lembaganya, selama kuruan 2012-2014, diketahui daerah
pariwisata Indonesia seperti Batam, Bali, Lombok dan lainnya, berada di
peringkat atas sebagai daerah yang menjadi target pelaku kejahatan
pedofil di dunia.
Sampai sekarang, kerentanan itu, belum ada tanda-tanda penurunan sehingga semua pihak perlu meningkatkan kewaspadaan.
Bahkan,
tahun 2010 lalu, pihak keamanan Australia sempat memperingatkan Bali
akan adaya pelaku pedofil yang menjadikan Bali sebagai target sasaran
atau surganya pelaku kejahatan itu.
“Biasanya, pelaku pedofil akan masuk di suatu negara yang penegakan hukumnya lemah,” tutupnya. (rhm)