Festival Jatiluwih V 2024, Pertahankan Budaya Kearifan Lokal hingga Kuliner Tradisional

Bupati Sanjaya Komang Gede Sanjaya memandang pentingnya event ini untuk dilaksanakan sebagai upaya meningkatkan kepariwisataan di Kabupaten Tabanan serta menonjolkan potensi pertanian yang memukau.

6 Juli 2024, 21:19 WIB

Tabanan -Gelaran Festival Jatiluwih V tahun 2024 diharapkan mampu untuk mempertahankan budaya, keraifan lokal hingga kuliner tradisional sebagai daya tarik pariwisata di Kabupaten Tabanan Bali.

Mengusung tema ‘Swasthi Bhuwana’, Festival berlangsung selama 2 hari mulai 6-7 Juli 2024 menjadi wadah untuk mempromosikan keindahan alam Jatiluwih yang telah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia.

Selain itu, menghadirkan beragam pertunjukkan budaya serta kesenian khas yang dimiliki Tabanan.

Compress 20240706 221650 0207
Bupati Sanjaya Mengukuhkan Perpanjangan Masa Jabatan Perbekel dan BPD dari 133 Desa di Tabanan

Hal itu disampaikan Bupati Tabanan Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya saat membuka Festival Jatiluwih V di Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Sabtu 6 Juli 2024.

Festival Jatiluwih ini, menonjolkan potensi budaya, tradisi dan kuliner tradisional Tabanan yang mendunia.

Bupati Sanjaya berpesan agar bagaimana warisan leluhur di masa lalu ini tetap dipetahankan, khususnya adalah budayanya, kearifan lokalnya termasuk kuliner yang ada.

Tingkatkan Inklusi Keuangan, Telkomsel Perkuat Kemitraan Setrategis Bersama PT USSI dan LPD Bali

“Tetaplah menjadi karakter Jatiluwih yang asli,” tandasnya.

Sebagai destinasi wisata dengan nuansa alam pegunungan dan keunikan tata letak sawah yang berundak serta sistem irigasi subak yang berfungsi sangat baik untuk mengatur sawah secara tradisional, Jatiluwih memiliki nilai yang sangat istimewa di mata dunia.

Diketahuui, Subak Jatiluwih yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh Unesco sejak 6 juli 2012 mengaliri bentangan lahan sawah terasering yang mengalir dari perbukitan hingga lembah.

Kebijakan Hilirisasi Strategis Sektor Kelautan dan Perikanan di Bali Harus Menciptakan Iklim Investasi

Kekayaan alam itu tersohor sebagai destinasi wisata global yang menyuguhkan keindahan, ketenangan dan pesona cantiknya alam Tabanan.

Tema Swasthi Bhuwana di Festival Jatiluwih yang ke -V dengan tema yang bermakna kebahagiaan dunia dengan merayakan keindahan serta kelestarian sawah dan kearifan lokal pertaniannya, sangat berkaitan erat dengan segala keistimewaan dimiliki daerah ini.

Harapan dan komitmen tercermin dalam tema ini untuk menjaga dan melestarikan bumi sebagai tempat tinggal kita sekaligus menjaga keseimbangan alam dan kehidupan di dalamnya.

Perumda TAB Tabanan Lakukan Pemutakhiran Data Pelanggan

Bupati Sanjaya didampingi Wakil Bupati Tabanan memandang pentingnya event ini untuk dilaksanakan sebagai upaya meningkatkan kepariwisataan di Kabupaten Tabanan serta menonjolkan potensi pertanian yang memukau.

Tema diambil dalam festival yang ke-V ini sangatlah berkaitan dengan Visi Kabupaten Tabanan, dalam upayanya menjaga kearifan lokal yang dimiliki daerah.

Baginya, festival ini bukan hanya sekadar ajang hiburan, tetapi juga upaya konkrit untuk meningkatkan pariwisata di Tabanan dengan menghadirkan berbagai pertunjukkan budaya dan kesenian khas daerah.

Peringatan Bulan Bung Karno VI, Pemkab Tabanan Gelar Pendidikan Politik dan Wawasan Kebangsaan bagi Pemuda

Festival ini mengajak pengunjung untuk merasakan langsung kekayaan budaya dan alam Tabanan yang memikat.

“Saya atas nama Pemerintah Kabupaten Tabanan beserta jajaran memberikan apresaisi, karena dengan adanya festival ini sudah barangtentu juga memperkenalkan budaya-budaya khususnya kearifan lokal yang ada di Jatiluwih,” tandasnya.

Kata Sanjaya, Jatiluwih ini sudah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia, badan pengelola kemudian mengolah warisan budaya ini, tujuannya untuk memperkenalkan kembali Jatiluwih di mata masyarakat.

Musrenbang RPJPD 2025-2045, Bupati Sanjaya Tegaskan Komitmen Bersatu Membangun Tabanan 2 Dekade

Dirinya optimis, target dari keberadaan festival ini bukan hanya tamu domestik tapi juga mancanegara

Beragam pertunjukkan seperti tari Paksi/Jatayu, Tari Panyembrana, Atraksi Budaya Subak, Atraksi Tebuk Lesung, Tari Jayaning Singasana, Tari Janger Lansia Werda Kusamba Ulangun, dan juga puluhan stand UMKM khas olahan kuliner dan pertanian jatiluwih nampak memadati rangkaian acara.

Ribuan pengunjung baik domestik dan mancanegara maupun dari berbagai kalangan menjadi target sasaran keberadaan Festival ini.

Peringati Hari Lahir Pancasila, Relawan Semut Tabanan Tebar Benih Ikan di Sungai

Ia juga berharap, inovasi-inovasi mendatang untuk terus dikembangkan, sehingga Jatiluwih bisa terus melakukan ekspansi pariwisata tanpa harus meninggalkan jati diri sebagai pariwisata berbasis pertanian.

Manager DTW Jatiluwih I Ketut Purna menyampaikan, sebagai salah satu daerah yang terunik dan yang memiliki sawah terluas di provinsi Bali, Tema yang diangkat sangatlah relevan, karena mencerminkan usaha kita untuk melestarikan tradisi pertanian yang telah diwarisi dari generasi ke generasi melalui sistem subak.

Dikatakan, peningkatan kunjungan di Jatiluwih selama ini tidak terlepas dari dukungan Pemerintah, masyarakat serta event-event yang terus belangsung di Jatiluwih.

Tradisi ‘Duase’ Panen Padi Perdana di Jatiluwih Bermakna Simbolis dan Religius, Seperti Apa?

“Dengan adanya festival ini sebagai sarana promosi pariwisata, serta dukungan dari Bupati Tabanan, kami optimis dapat meningkatkan kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara,” tegas Ketut Purna. ***

Artikel Lainnya

Terkini