Gubernur Koster Berkomitmen Jadikan FSBJ Wahana Apresiasi Seni Modern

1 November 2020, 11:45 WIB
Gubernur Bali I Wayan Koster saat membuka FSBJ di Gedung Ksirarnawa, Art
Centre, Sabtu (31/10/2020)/ist.

Denpasar – Gubernur Bali Wayan Koster menegaskan komitmennya untuk
menjadikan perhelatan Festival Seni Bali Jani (FSBJ) II Tahun 2020 sebagai
wahana aspresiasi seni modern. Hal itu disampaikan Koster saat membuka FSBJ di
Gedung Ksirarnawa, Art Centre, Sabtu (31/10/2020).

FSBJ mengusung tema #BaliArtsVirtual yang akan dilangsungkan secara virtual
melalui kanal YouTube resmi milik Dinas Kebudayaan (Disbud) Provinsi Bali.
selama sepekan, mulai 31 Oktober hingga 7 November 2020.

Koster menyampaikan bahwa pihaknya berkomitmen akan menjadikan festival
tahunan ini sebagai wahana apresiasi bagi para pelaku seni khususnya seni
modern.

Festival ini sebagai wadah untuk menampilkan berbagai kemampuan dimiliki,
sekaligus upaya membangun ekosistem pemajuan seni modern, kontemporer, dan
karya-karya inovatif lainnya.

Selain apresiasi untuk pelaku seni tradisi yang diwadahi Pesta Kesenian Bali
(PKB), juga sebagai wahana apresiasi untuk seni modern pada FSBJ ini, yang
merupakan perhelatan kali kedua. Sehingga Bali saat ini memiliki dua wahana
seni berbeda.

Dia berharap, ajang ini terus bisa meningkat dari segi kualitas
penyelenggaraannya, memantapkan pelaksanaan kedua wahana tersebut secara
dinamis dari tahun ke tahun.

Koster kembali menegaskan perhelatan festival ini selain mendukung pelestarian
kebudayaan pada masa pandemi, juga sebagai jawaban atas konsistensi
pemberlakukan Perda Nomor 4 Tahun 2020.

Perda tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali yang diundangkan 9 Juli
2020, serta sejalan dengan visi Pembangunan Provinsi Bali 2018-2023, Nangun
Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali
Era Baru,”.

Pelestarian seni budaya Bali dengan penyiapan wahana yang sesuai dapat
memunculkan ide-ide kreatif dan novatif yang makin menghidupkan kebudayaan
Bali di mata dunia menjadi satu peradaban yang dikagumi.

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Prof Dr I Wayan ‘Kun’ Adnyana
mengatakan format seni virtual kali ini diharapkan dapat menjangkau
seluas-luasnya kemungkinan kreatif, elaborasi, dan eksplorasi terkait estetik,
stilistik, teknik artistik, dan tematik.

Termasuk olah wahana atau media (penggunaan berbagai piranti media
baru/digital dalam proses dan penyajian). Format penyelenggaraan festival
secara virtual ini merupakan sebentuk transformasi sosial bagi masyarakat
Bali. Ada proses alih pengetahuan dan keterampilan yang terjadi serentak di
Bali.

“Yakni terkait proses persiapan dan produksi suatu pementasan karya seni
komunal secara daring, termasuk bagaimana cara publik menikmati serta
menghikmahi sajian tersebut,” jelas Adnyana.

Lebih jauh dijelaskannya bahwa FSBJ II mengusung tajuk utama ‘Candika Jiwa:
Puitika Atma Kerthi’, yang bermakna semesta kreativitas terkini dalam
‘mencandikan’ jiwa, spirit, taksu, atau ide-ide cemerlang.

Menampilkan berbagai kegiatan seni meliputi Pawimba (Lomba), Adilango
(Pergelaran), Megarupa (Pameran), Timbang Rasa (Serasehan), Beranda Pustaka
(Bursa Buku), dan Penghargaan Bali Jani Nugraha.

Diikuti oleh 45 sanggar/yayasan/komunitas seni se-Bali dengan melibatkan
sekitar 1.000 seniman dan pekerja seni.

Dalam acara pembukaan ditampilkan Adilango (pergelaran) Seni Kolosal bertajuk
‘Malaikat Pencubit Jiwa’ berupa operet sajian Sanggar Kini Berseri,
berkolaborasi dengan komunitas seni SMA/SMK. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini