Hati ayam bertuliskan angka dan huruf yang menghebohkan warga Pulau Semau, Kupang, NTT/istimewa |
KUPANG – Warga sebuah kampung kecil di Pulau Semau, Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dibuat heboh dengan peristiwa langka dengan temuan hati seekor ayam terdapat barisan tulisan berupa angka dan huruf.
Jemaat Gereja Majelis Injili di Timor (GMIT) Sonaf Neka, geger, setelah seorang jemaat menemukan barisan tulisan berupa angka dan huruf di hati seekor ayam yang disembelih untuk disajikan dalam sidang Majelis Jemaat gereja itu.
Pendeta Jemaat GMIT Sonaf Neka Huilelot, Pdt Viktor Paulus Boru, S.Th, menjelaskan, tulisan pada hati ayam tersebut menyerupai huruf cetak barkot. Tulisannya sangat jelas, meskipun pada bagian angkanya tercetak terbalik tidak seperti pada huruf.
“Ada dua baris tulisan di hati ayam itu,” kata Pendeta Viktor dihubungi wartawan melalui telefone, Selasa (12/2/2019). Vuktor yang sudah menjadi pelayan di gereja itu sejak 6 tahun silam itu menyebutkan, pada baris pertama tertulis 10D2E01 dan di bawahnya sekitar 2 cm jaraknya tertulis angka 2020.
“Memang untuk tulisan angka di dalam hati ayam itu tertulis terbalik,” katanya menegaskan. Ihwal, kejadian aneh itu bermula ketika anggota jemaat bernama Yohana Photo menyembelih dua ekor ayam untuk jamuan makan peserya sidang jemaat Senin 11 Februari 2019 siang.
Pendeta Jemaat GMIT Sonaf Neka Huilelot, Pdt Viktor Paulus Boru/istimewa |
Yohana sontak dibuat kaget saat melihat hati ayam dari salah satu ekor ayam yang disembelih ada berupa sejumlah simbol. Karena kondisinya berlendir dan setengah tidak percaya dengan apa yang dilihat lalu, Yohana kemudian membersihkan hati ayam dengan air.
Anehnya, tulisan itu terus terlihat bahkan kian terang. Karena takut, Yohana lalu menyampaikan hal itu ke teman-teman jemaat lain yang bertugas memasak. “Kemudian mereka datang ke gereja dan memperlihatkan hal itu ke saya,” ucap Viktor.
Untuk memastikan kemungkinan berubahanya fisiknya kemudian, dia menyimpan hati ayam itu dalam lemari pendingin. “Saya sudah simpan di kulkas dan sampai saat ini masih tetap ada tulisannya,” demikian Pendeta Viktor. (arh)