Kakiang Kerende, |
Kabarnusa.com – Ditemukannya lokasi kuburan massal eks anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) di jalan Desa Banjar Adat Mesean, Desa Pakraman Batuagung, Jembrana, Bali terungkap kisah salah seorang warga yang menjadi saksi hidup peristiwa kelam itu.
Terungkapnya, lokasi kuburan massal tepatnya di depan SDN 3 Batuagung, berkat penuturan Kakiang Kerende (96), salah seorang warga Mesean yang merupakan saksi peristwa yang masih hidup hingga saat ini.
Ditemui di lokasi pembongkaran kuburan massal, Kamis (29/9/2015), Kakiang Kerende yang sudah terganggu pendengarannya, menuturkan peristiwa yang melibatkan organisasi terlarang itu.
“Mereka itu dikubur di sini awal-awal tahun 1966. Setelah kejadian G30S PKI di Jawa,” terangnya dalam bahasa Bali.
Menurutnya, setelah kasus G30S PKI di Jawa pecah, para anggota PKI berhasil ditumpas, semua anggota PKI di Jembrana semuanya menyerah.
“Termasuk yang di Mesean ini. Para anggota PKI yang memang warga sini tidak ada yang berani melawan. Semuanya menyerah,” tuturnya.
Setelah itu, di Banjar Mesean menurut Kakiang Kerende, para anggota PKI semuanya ditangkap dan dikumpulkan. Tidak ada perlawanan, mereka hanya pasrah.
“Mereka lantas digiring ke tempat ini (tempat kuburan masal). Kemudian mereka dibariskan dan dibunuh secara bersamaan. Saya sendiri melihatnya,” ujarnya.
Menurutnya, ada sembilan orang warga lokal Mesean yang dibunuh dan dikubur di tempat tersebut dan dua orang warga pendatang, satu dari Tabanan dan satu lagi dari Lateng, Negara.
“Yang dari Tabanan itu memang tinggal di sini beberapa hari sebelum dibantai. Dia kabur dari Tabanan kesini karena takut ditangkap. Begitu pula yang dari Leteng,” imbuhnya.
Namun akhirnya menurut Kakiang Kerende, mereka tertangkap disini dan akhirnya dieksekusi disini oleh warga PNI dengan menggunakan pedang.
“Mereka memang anggota PKI, tapi setahu saya mereka tidak melakukan pemberontakan. Yang jelas saat itu memang ada perintah untuk menangkap dan menumpas anggota PKI, seperti daerah-daerah lainnya,” kata kakek berjenggot putih ini.
Menurutnya di lokasi kuburan masal itu awalnya terdapat 11 jasad eks anggota PKI.
Sembilan warga lokal dan dua orang warga pendatang. Namun kini tinggal sembilan orang karena yang dua orang sudah dibongkar dan diaben pihak keluarganya tahun 1984 silam.(dar).