Kabarnusa.com – Harapan warga Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Bali dan pihak SMPN 3 Mendoyo memiliki jembatan untuk akses siswa ke sekolah segera terwujud.
Pasalnya, Ketua DPRD Jembrana I Ketut Sugiasa tegas meminta pemerintah daerah malalui Dinas PU Jembrana, agar pembangunan jembatan dijadikan prioritas guna menunjang pendidikan.
Pembangunan jembatan ini harus diutamakan karena pertimbangannya kepentingan pendidikan.
“Kami tidak mau terjadi sesuatu kepada siswa karena harus melintasi jalan raya dan menyebrangi sungai ke sekolah,” tegas Sugiasa didampingi Ketua Komisi A DPRD Jembrana Made Sri, saat sidak ke SMPN 3 Mendoyo dan sungai Yehembang Senin (23/3/2015) pagi.
Sidak dihadiri jajaran Dinas PU dan Dinas Dikporaparbud, Perbekel Yehembang Made Semadi dan Kepala SMPN 3 Mendoyo Nengah Supriadi, juga meninjau akses jalan yang dibuat secara swadaya oleh masyarakat Yehembang.
Pihaknya ingin jembatan itu sudah dibagun pada anggaran induk 2016. PU harus mencatatnya daa dewan akan mengawalnya karena ini sangat mendesak.
Bahkan Sugiasa mengancam jika pembangunan Jembatan tersebut mundur dari anggaran Induk tahun 2016, dirinya tidak bakalan bersedia menandatangani pengesahan APBD 2016.
Tidak perlu bangun jembatan yang besar, cukup jembatan untuk satu mobil pribadi saja. Jadi anggarannya tidak terlalu banyak, tidak lebih dari Rp 1 milyar.
“Jika sudah dibangun jembatan jalan ini juga bisa digunakan sebagai jalan alternatif jika jalur utama macet,” tegasnnya.
Namun demikian, Sugiasa meminta sekolah agar mengajukan proposal ke pemerintah daerah dan ditembuskan kepada DPRD Jembrana.
Terkait akses jalan yang dibuat secara swadaya yang merupakan jalan alternatif yang ramai dilintasi warga dan siswa SMPN 3 Mendoyo, Sugiasa meminta kepada Dinas PU agar dibangun senderan beton atau drainase serta dirabat beton.
“Untuk senderan beton atau drainase dan rambat beton kami minta dianggarkan dalam anggaran perubahan tahun ini. Tapi kalau anggaran tidak cukup diutamakan senderan jalannya agar tidah erosi,” harapnya.
Kepala SMPN 3 Mendoyo Nengah Supriadi menyatakan, sangat membutuhkan jembatan tersebut untuk lintasa siswanya.
Menurutnya ratusan siswanya dari Banjar Baleagung, Banjar Wali, Kaleran dan Bungbungan jika ke sekolah harus menyebrangi sungai.
Jika melintasi jalan raya Denpasar-Gilimanuk jaraknya sangat jauh karena harus memutar, lagi pula sangat membahayakan keselamatan siswa karena rawan lalu lintas.
Demikian halnya jika siswa menyebrangi sungai, juga sangat berbahaya karena air sungai sewaktu-waktu besar karena banjir bandang.
“Kalau musim hujan kami selalu menugaskan guru untuk memantau siswa menyeberangi sungai karena kuatir terjadi apa-apa. Tapi jika sudah ada jembatan semuanya akan lebih lancar,” imbuh Supriadi.(dar)