KKP dan Tim Gabungan Tangani Puluhan Paus Pilot Terdampar

19 Februari 2021, 21:34 WIB

Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar dan Direktorat
Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (DJPRL) tengah melakukan penanganan terhadap
paus pilot terdampar.

Paus tersebut diduga akibat salah arah belok di Pantai Modung, Desa
Pangpajung, Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan, Madura, Provinsi Jawa
Timur.

Tim BPSPL Denpasar Wilker Jawa Timur, Ditjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan
dan Perikanan (PSDKP) Surabaya, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa
Timur, Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga, Dinas Kelautan
dan Perikanan Prov. Jatim, Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Bangkalan, TNI –
POLRI (Polair Polres Bangkalan), Camat Modung dan Pemerintah Provinsi Jawa
Timur memperoleh hasil bahwa sebanyak 52 ekor paus pilot jenis short-finned
terdampar.

49 ekor ditemukan dalam kondisi mati dan 3 ekor berhasil diselamatkan dan
dilepasliarkan kembali ke laut di Selat Madura.

Data KKP yang dihimpun oleh Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
(BPSPL) Denpasar mencatat kejadian terdampar terakhir pada tahun 2016 di
Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur sebanyak 32 ekor
paus dengan spesies yang sama, short-finned pilot whale.

Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Dirjen PRL) Tb. Haeru Rahayu
menjelaskan bahwa penyebab terjadinya paus pilot terdampar akan didalami lebih
lanjut.

Salah satunya melalui nekropsi yang akan dilakukan oleh beberapa dokter hewan
dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya dan dokter hewan
dari Flying Vet Indonesia.

Tim mengambil sampel sebanyak 3 ekor paus dan akan menentukan berapa ekor yang
akan dinekropsi. Nekropsi dimulai sekitar pukul 13.00 WIB. (19/2/2021).

“Dugaan sementara adalah salah satu paus, diduga pimpinannya sakit sehingga
rombongan paus ini mengikuti pimpinan paus pilot yang sakit dan menunggu di
pinggir pantai,” ujarnya.

Ia menambahkan, secara alamiah, paus yang sakit akan ke pinggir pantai dan
akhirnya mati. Perilaku paus pilot adalah bergerombol, dipimpin oleh seorang
pilot yang ukuran tubuhnya lebih besar.

Dari pengukuran lapangan, diperoleh panjang tubuh paus pilot yang terdampar
bervariasi antara 2 hingga 3,5 meter, sedangkan paus yang paling besar
diidentifikasi berjenis kelamin betina dengan panjang 3,5 meter.

Salah satu dugaan mengapa paus pilot beruaya hingga ke Selat Madura yakni
dikarenakan paus sedang migrasi di perairan tropis Indonesia dan salah satu
daerah ruayanya adalah Selat Madura seperti yang terjadi tahun 2016.

Ia menambahkan upaya yang dilakukan oleh tim mengacu pada Pedoman Penanganan
Mamalia Laut Terdampar yang diterbitkan oleh KKP. Kejadian paus pilot saat ini dikategorikan kode 1 yaitu ada yang masih hidup
dan kode 2 yaitu baru saja mati.

Tim mengumpulkan paus yang hidup berjumlah 3 ekor dan melepaskan ke laut
dengan cara mengelompokkan dengan jarak tertentu, sedangkan bangkai paus akan
dikubur di daerah yang aman.

“Tim akan mengupayakan mengangkut paus-paus tersebut dengan bantuan peralatan
eskavator dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang ada dan dibantu masyarakat
setempat,” tutupnya. (riz)

Berita Lainnya

Terkini