Jakarta – Pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur menjadi jawaban atas tantangan dalam merawat keberagaman dan toleransi di Indonesia.
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Wandy Tuturoong mengungkapkan, berdasarkan dokumen kajian pemindahan IKN dari aspek sosial budaya yang dilakukan Bappenas pada 2019, komposisi penduduk di Kaltim memang cukup beragam.
Wandy Tuturoong menyebut, 30,2 persen atau 1,356,504 jiwa merupakan warga suku Jawa. (30.2%). Diikuti Bugis 924,236 jiwa (20.6%), Banjar 557,953 jiwa (12.4%), Dayak 417,006 jiwa (9.3%) dan Kutai 346,084 jiwa (7.7%).
KSP: Pemindahan IKN Wujud Keseriusan Indonesia Hadapi Pemanasan Global
“Jika melihat data itu, tantangan utama adalah bagaimana merawat keberagaman dan menjaga nilai-nilai toleransi dan etika publik. Nah tantangan itulah yang akan dijawab dengan pemindahan IKN,” jelas Wandy Tuturoong dikutip dari keterangan tertulis Kamis (10/2/2022).
Ditegaaskan, pemindahan ibu kota negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur menguatkan komitmen Indonesia terhadap inklusifitas dan toleransi.
“Pemindahan IKN ke wilayah Kaltim sudah sangat tepat. Mengingat keberagaman di sana sudah sejak lama terjadi. Artinya wilayah ini adalah showcase yang natural,” tuturnya.
KSP Dorong Percepatan Pembangunan IKN Tahap Satu