DENPASAR – Guna melawan informasi bohong atau hoax yang berkembang luas lewat media sosial kalangan mahasiswa diharapkan bisa mengasah kepekaan dengan lingkungannya lewat kemampuan menulis dan memilah berita yang baik dan benar.
Dalam kaiatan itu, Forum Persaudaraan Mahasiswa Hindu Dharma (FPMHD) Universitas Udayana (unud) menggelar pelatihan jurnalistik, Minggu (19/3/17). Acara di Ruang Bhineka, Gedung Agrokomplek, Unud itu, digelar untuk meningkatkan gairah dan wawasan mengenai dasar-dasar jurnalistik di kalangan mahasiswa.
Koordinator FPMHD Unud Gde Wikan Pradnya Dana menjelaskan pelatihan jurnalistik mengusung tema “Tulisanku, Duniaku” ini merupakan pelatihan kedua yang diikuti 42 peserta. Pelatihan jurnalistik bukan sekadar menambah pengetahuan mahasiswa mengenai dunia tulis menulis, melainkan lebih dari itu.
“Kami harapkan, mahasiswa semakin peka dengan lingkungan melalui tulisan dan mengetahui berita yang baik dan benar di tengah merebaknya berita hoax,” ucap Wikan yang mahasiswa Fakultas Teknik, Unud.
Mahasiswa sebagai agen perubahan di masyarakat bisa berperan dalam mengedukasi atas informasi yang informatif, bukan ikut berkontribusi menyalurkan maupun menyebarkan berita bohong khususnya di media sosial.
Pembina FPMHD Unud I Gede Mastika menilai pentingnya literasi media terutama pemahaman dasar-dasar jurnalistik di kalangan mahasiswa. Karya jurnalistik dinilai penting bagi mahasiswa, dalam menuangkan gagasan dan ide dalam merespon kehidupan sosial masyarakat yang dinamis.
“Pelatihan ini sebagai nilai tambah dan asupan pengetahuan yang tak kalah penting dibandingkan mata kuliah di kampus,”ujarnya. Wawasan jurnalisme, meskipun dasar dinilai penting untuk membangun kultur kritis di kalangan mahasiswa. Apalagi, Unud memberikan ruang berekpresi untuk itu.
Hadir sebagai pembicara dalam pelatihan jurnalistik tersebut yakni I Komang Agus Widiantara. Ia memberikan materi mengenai dasar-dasar jurnalistik, khususnya dalam teknik menulis berita langsung (straight news).
Menurut pria yang juga Sekretaris Perhimpunan Pemuda Hindu (Peradah) Indonesia Bali ini kegiatan tersebut positif untuk menumbuhkan skill menulis para mahasiswa. Ia mengingatkan, agar kegiatan tidak hanya sekadar seremonial.
Apalagi untuk menjalankan program organisasi semata. “Mesti ada latihan selanjutnya yang lebih serius sehingga menghasilkan produk jurnalistik yang berkualitas,” harap Widi. (gek)