Kabarnusa.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wilayah Kerja Bali menyelenggarakan pelatihan jurnalistik keuangan yang diikuti 22 orang jurnalis media cetak, online dan radio di Padma Resort, Ubud, Gianyar.
Dalam pelatihan yang berlangsung 10-11 Desember 2015 itu, dibuka Kepala OJK Wilayah Bali Zulmi, menghadirkan sejumlah pembicara Direktur Pengawasan Pasar Modal OJK Gonthor R Aziz, Alit, Deputi Direktur Direktorat Pengembangan Inklusi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Erwin Nurhadi, Kepala Kantor BEI Perwakilan Denpasar I Gusti Agung Alit Nityaryana.
Dalam sambutannya, Kepala OJK Bali Zulmi menyatakan, peran media sangatlah penting dalam membantu mensosialisasikan keberadaan tugas dan fungsi lembaga yang dipimpinannya termasuk menyangkut pasar modal.
Apalagi, sampai saat ini, indeks pemahaman literasi keuangan di Bali masih rendah di kisaran 1,1 persen.
“Masyarakat dalam kisaran 0,01 persen yang memanfaatkan atau memahami keberadaan pasar modal yang sesungguhnya sangat menguntungkan,” jalas Zulmi.
Padahal, transaski di pasar modal sangat memerlukan peran serta masyarakat namun masih sedikit yang tertarik berinvestasi di pasar modal.
Karena itulah, kata Zulmi peran media diharapkan turut memberikan pemahaman yang benar dan membantu menggugah kesadaran masyarakat akan pentingnya pasar modal.
Dalam kesempatan itu, Direktur Pengawasan Pasar Modal OJK Gonthor R Aziz melihat, masih rendahnya minat masyarakat berinvstasi di pasar modal karena masih belum memahami pentingnya dan keuntungan pasar modal.
Hal itu juga disebabkan, karena pengetahuan akan pasar modal, tidak dikenalkan sejak dini di masyarakat khususnya di bangku sekolah. Masyarakat sejak kecil lebih mengenal tentang bagaimana menabung di bank dan tidak pernah diajarkan tentang pasar modal.
“untuk itu, sudah saatnya kurikulum sekolah mulai dikenalkan pasar modal sehingga sejak dini memiliki pemahaman tentang pentingnya investasi di pasar modal,” imbuhnya.
Dalam kerangka itu pula, maka sejak kelahiran tahun 2013, OJK lebih banyak menjalankan peran fungsi edukasi ke sekolah-sekolah, atau konsumen sehingga mereka mulai dikenalkan pasar modal kepada siswa
“Jangan ada stigma tentang pasar modal itu haram misalnya, sebab di negara-negara Arab termasuk Iran juga memiliki pasar modal yang berkembang pesat,” jelasnya. (rhm)