MALANG – Pelaku utama dan pelaku usaha perikanan dari pengurus Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) dan Kelompok Pengolah dan pemasar (Poklahsar) didampingi petugas perikanan dari Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Tabanan, melakukan studi banding di Pemkot Malang, Kamis (27/7/2017)
Kabid Perikanan Budidaya Diskan Tabanan I Kadek Artina selaku pimpinan rombongan di sela-sela kegiatan studi banding mengungkapkan, maksud dan tujuan studi banding ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan para pelaku utama dan pelaku usaha serta petugas perikanan di Tabanan.
“Jumlah peserta studi banding total 40 orang yang terdiri dari 20 orang pelaku utama dan usaha perikanan, serta 20 orang petugas perikanan. Baik itu Kepala UPT, Kepala Seksi, Kepala UPT, Penyuluh Perikanan maupun petugas teknis,” paparnya
Menurut Artina, selama sehari di Malang pihaknya melakukan kunjungan dan studi banding di Swalayan Ikan dan kelompok pembudidaya ikan.
“Di Swalayan Ikan kami ingin belajar tentang manajemen dan pengelolaan serta sistem yang diterapkan. Sedangkan di lokasi Pokdakan, kami ingin melihat sistem dan teknologi budidaya ikan yang diterapkan,” katanya.
Kabid Perikanan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Pemkot Malang, El Zam Zami saat menerima rombongan di Swalayan Ikan menyebutkan, gedung Swalayan ikan yang diresmikan Wali Kota Malang pada Maret 2017 lalu merupakan milik Pemkot Malang.
“Pengelolaan dilakukan oleh Bidang Perikanan dengan melibatkan pihak ketiga. Produk perikanan yang dijual merupakan titipan dari Poklahsar dan UKM serta produsen lain,” katanya.
Dari Swalayan Ikan, rombongan melanjutkan kunjungannya di Pokdakan Mina Putri Ken Dedes di Kelurahan Bale Arjosaro, Kecamatan Belimbing yang mengusahakan budidaya ikan lele sistem Natural Water System (NWS) yang lebih dikenal para pembudidaya ikan di Tabanan dengan sistem Bioflock.
“Pada budidaya sistem NWS ini, pemberian probiotik dilakukan setiap mingggu. Padat tebar ikan 500 – 1.000 ekor per meter kubik. Produktivitas sekitar 40 – 80 Kg per meter kubik. Masa budidaya 100 – 110 hari dengan FCR sekitar satu,” papar Lina Marlina, Ketua Mina Putri Ken Dedes di hadapan rombongan.
Dari Kota Malang, rombongan perikanan Tabanan melanjutkan perjalanan studi bandingnya ke Kabupaten Lumajang, lanjut ke Kabupaten Bondowoso. (gus)