Kabarnusa.com – Pendeta Besar Umat Hindu di Kota Jayapura, Papua Mangku I Gede Sunarta mengungkapkan peristiwa gerhana matahari total bagi umat Hindu dianggap sebagai hal yang sangat sakral.
Peristiwa gerhana matahari total pada 9 Maret 2016 ini termasuk peristiwa langka. Informasinya, gerhana matahari, bakal melintasi luas bumi selebar 155-160 kilometer.
Di Indonesia, jalur gerhana matahari akan melewati 8 kota dari 12 provinsi di Indonesia.
“Sangat sakral sekali dalam agama Hindu. Karena umat Hindu memuja sandi atau pertemuan antara hari yakni pertemuan pagi dan sinag,” kata Sunarta kepada wartawan di Jayapura, Papua, Selasa, 8 Maret 2016.
Menurutnya, umat Hindu menggunakan perhitungan astrononi, sehingga sangat diperhitungkan khususnya bagi kelahiran terhadap karakter umat manusia yang dipengaruhi rasi bintang.
Apalagi, pertemuan bumi, bulan dan matahari mengandung kekuatan yang sangat gaib.
“Hari Raya Nyepi saat ini sangat istimewa karena adanya pertemuan bulan, bumi dan matahari secara nyata. Sehingga bisa mempengaruhi kekuatan batin dan lahiriah umat manusia, setidaknya bagi umat hindu,” jelasnya dikutip Kabarpapua.co.
Guna menyambut gerhana matahari total, sambung Sunarta, ada empat brata atau amati geni yang akan dilakukan umat hindu.
Empat hal penting itu adalah tidak menyalakan api secara eko batiniah, amati karyo atau melakukan pekerjaan yang sewajarnya atau tidak berat, amati lelungaj tidak bepergian bila tidak ada keperluan, amati elangon tidak menikmati hiburan seperti hiburan malam.
“Intinya adanya gerhana matahari ini, umat hindu melaksakan pemujaan di rumah masing- masing,” demikian Sunarta. (wan)