Perbankan Harapkan Pasca Pilpres, Ekonomi Bali Bergerak Lebih Cepat

17 Maret 2019, 23:31 WIB
Chairman Lestari Group Alex P Chandra

Badung – Kalangan perbankan berharap setelah Hajatan pesta demokrasi Pemilihan Presiden 17 April 2019 ekonomi Bali bisa bergerak lebih cepat sehingga pertumbuhan kredit hingga pertumbuhan ekonomi bisa terus meningkat.

Chairman Lestari Group Alex P Chandra mengungkapkan, arus investasi belum bergairah termasuk di Bali, karena para investor masih menunggu hasil Pilpres. Padahal, sejatinya, siapapun presiden terpilih, tidak akan sampai mengganggu stabilitas perekonomian. Jadi, kondisi itu, lebih disebabkan karena alasan psikologi.

Tanpa harus menunggu siapa presiden terpilih, sejatinya ekonomi tetap berjalan. Pendek kata, siapapun presiden terpilih, bahkan pelawak sekalipun yang terpilih jadi presiden, tidak berpengaruh, situasi tetap terjaga.

“Lebih ke alasan psikologis, jadi investor itu banyak yang menunggu kepastian, kalau tidak pasti akan menunda investasi,” ucap Alex disela 4th Bali Bussiness Roundtable di Bali Nusa Dua Conventioan center (BNDCC), Sabtu 16 Maret 2019 malam.

Apalagi, pengalaman berdemokrasi hajatan lima tahunan itu, sudah sering bahkan ribuan kali digelar di Indonesia. Belum pernah sampai terjadi, hajatan Pilpres menyebabkan kekacauan atau chaos. Karenaya, Alex berharap, setelah Pilpres, ekonomi Bali bisa bergerak lebih cepat.

Terlebih, pertumbuhan penyaluran kerdit di Bali pada tahun 2018 lebih rendah dibanding rata-rata pertumbuhan kredit nasional. Saat ini, pertumbuhan kredit di Bali sebesar 5,7 persen jauh dibawah rata-rata nasional yang mencapai 12,5 persen.

Sementara, pertumbuhan ekonomi Bali justru melonjak lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional.

Dijelaskan Alex, pertumbuhan kredit di Bali sejatinya sejak tahun 2010 diatas rata-rata nasional. Namun, mulai 2014 sampai 2015 terjadi penurunan kredit. Sampai puncaknya tahun 2018, jumlahnya di bawah rata rata nasional.

“Saya tidak tahu jelas apa penyebabnya, tetapi mungkin, karena banyak kegiatan pembangunan seperti hotel itu, tidak dibiayai perbankan di Bali,” tuturnya. Pembiayan proyek atau pembangunan di Bali, untuk pencatatan boking kreditnya dilakukan oleh perbankan di luar Bali seperti di Jakarta.

Disinggung tentang kondisi perbankan BPR Lestari yang dikelola Lestari Group. kayta Alex, masih layak bersyukur karena pertumnbuhannya masih di atas rata-rata industri.Pertumbunan kredit di BPR Lestari sebesat 12-14 persen diatas pertumbuhan kredit industri di Bali yang da;am kisaran 5,7 persen.

BPR

Diakui Alex, kinerja perbankan Lestari Group, cukup positif karena tertolong oleh perusahaan sejenis yang beroperasi di luar Bali seperti di Jawa Timur. Sejak tahun 2015, misalnya BPR Lestari telah ekspansi bisnis di Singosari, Jawa Timur maupun kota-kota lainnya, dengan membeli atau mengakuisisi perbankan kemudian diganti dengan branding baru.

Bahkan di Singosari, BPR Lestari dari aset sebesar Rp2 Miliar tahun 2015, berhasil berkembang hingga Rp200 miliar. Jadi, mengalami pertumbuhan signifikan hingga 97 persen. Sementara di Bali, pertumbuhannya dalam kisaran 14 persen.

Untuk, itu, setrategi bisnis yang akan terus dikembangkan adalah tetap mengandalkan kelompok bisnis di kota-kota di Pulau Jawa mulai Malang, Jember, Surabaya hingga Jakarta.

Di pihak lain, dalam memberikan nilai lebih kepada nasabah sekaligus bentuk pertanggungjawaban saat RUPS, pihaknya menggelar 4th Bali Bussiness Roundtable menghadirkan dua narsumber berkompeten di bidangnya yakni ekonomi dan politik.

Pakar yang diundang berbicara menyampaikan analisa dan data-data akurat tentang kondisi ekonomi dan politik pasca Pilpres, dihadapan ribuan nasabah BPR Lestari adalah ekonom Faisal Basri dan pengamat poliik Burhanuddin Muhtadi. Selain itu, nasabah mendapat suguhan hiburan dari artis lawas Titi DJ. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini