Kabarnusa.com – Ratusan karyawan perkebunan karet, PT Citra Indah Prayasa Lestari (CIPL) di Desa Pekutatan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana siang tadi tiba-tiba ngelurug ke kantornya guna menuntut gaji mereka yang belum dibayarkan.
Massa mendatangi kantor PT CIPL, lantaran pembayaran gaji mereka tiap bulannya selalu molor dibayarankan.
“Sebenarnya kami sudah terima gaji setiap tanggal 7 tiap bulan. Sekarang hampir tutup bulan, belum juga terima gaji,” ujar seorang karyawan PT CIPL keberatan namanya diangkat ke media, Selasa (24/5/2016).
Karenanya, ratusan karyawan mendatangi kantor PT CIPL guna bertemu dengan manajer, mempertanyakan gaji mereka yang tak kunjung dibayarkan.
Mereka sangat membutuhkan gaji itu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari termasuk membayar hutang-hutang.
Apalagi, mereka hanya menggantungkan gaji dari perusahaan itu.
Sempat dilakukan mediasi kepolisian dari Polsek Pekutatan serta Dinas Tenaga Kerja.
Hasil mediasi, perusahan berjanji akan membayarkan gaji karyawan Rabu 25 Mei 2016 Kamis besok.
“Jika besok tidak juga dibayarkan, kami akan kembali mendatangi kantor untuk menuntut janji perusahan,” sambungnya.
Disisi lain ADM PT CIPL Selamet dikonfirmasi dikantornya, membenarkan ratusan karyawannya sempat mendatangi kantor menanyakan gaji yang belum terbayarkan.
“Memang hingga hari ini, perusahan belum membayarkan gaji karyawan karena kondisi perusahan lagi kesulitan keuangan,” terang Selamet, Selasa (24/5/2016) siang.
Dikatakam, dalam mediasi, kata Slamet, karyawan datang baik-baik menyampaikan aspirasinya.
“Kami juga sudah menjelaskan kepada karyawan dengan sebenar-benarnya mengenai kondisi perusahan dan kami pastikan besok sudah dibayar gaji semua karyawan,” ujarnya.
Keterlambatan perusahan membayar gaji karyawan bukan hanya terjadi saat ini, melainkan terjadi setiap bulannya.
Hal itu terjadi, karena biaya produksi lebih besar dari pendapatan perusahan.
Penghasilan perusahan di sini tiap bulannya hanya seratus juta rupiah.
“Sedangkan gaji karyawan yang harus dibayar tiap bulannya mencapai tiga ratus juta lebih,” katanya berterus terang.
PT CIPL menurut Selamet, tiap bulan hanya bisa memproduksi karet sebanyak 5 sampai 6 ton.
Dengan harga karet sangat rendah yakni mencapai Rp 15 ribu perkilonya.
Dengan produksi yang segitu jelas tidak cukup membayar gaji karyawan. Ini yang membuat perusahaan kesulitan finansial
“Ya untungnya, karyawan kami bisa menerima kondisi sekarang ini,” demikian Slamet. (dar)