Kabarnusa.com – Natih Astika alias Aka (24), pemuda asal Banjar Mekar Sari, Desa Perancak, Kecamatan Jembrana yang nekat bunuh diri melompat ke jurang sebelumnya sempat mengeluhkan beratnya hidup di Jepang dam tidak ingin kembali bekerja di negeri sakura itu,
Saat ditemui di rumah duka, Ketut Sudi Ardiata (50) orang tua korban didampingi Bendesa Perancak Nengah Parna (59) mengaku mengetahui anaknya meninggal setelah diberitahu oleh kepala desa Perancak Nyoman Wijana dan polisi yang datang ke rumahnya pada Minggu (21/6) sekitar pukul 19.00 wita.
Sebelumnya anaknya sempat menelfone adiknya Natih Arimbawa dan kakeknya Wayan Nila (80) mengaku akan pulang pada Senin (22/6/2015).
Namun pada minggu kemarin dirinya mendapat khabar kalau anaknya itu meninggal dunia setelah terjun dari Jembatan.
“Saya tidak tahu penyebabnya, tapi sebelumnya kepada adiknya, ia bilang kalau pekerjaan di Jepang sangat berat,” terang Sudi Ardiata, Senin (22/6/2015).
Menurut Sudi Ardiata, korban sudah empat tahun bekerja di Jepang. Ia berangkat ke Jepang tahun 2011 mengikuti program Pemkab Jembrana.
“Dua tahun ditempatkan di daerah Saetama, ia tidak pernah mengeluh, tapi setelah dipindah ke daerah Baraki, sering mengeluh kelelahan dan ingin cepat pulang kepada adiknya,” tuturnya.
Sudi Ardiata menambahkan sejak mendengar khabar anaknya meninggal, dirinya dan pihak keluarga lainnya tidak beranmi menyampaikannya kepada istrinya.
Pasalnya sejak kematian anak pertama, kondisi istrinya sangat labil, yang terkadang bicara sendiri sembari memanggil-manggil nama anaknya.
“Anak saya pertama meninggal ketika berusia 1 tahun. Sejak itu istri saya shock. Sementara ini ia (istrinya) saya ungsikan di rumah tua,” kata dia.
Dibantu saudara, saat istrinya diberitahu, hanya terdiam, tapi dari matanya keluar air mata.
“Mudah-mudahan ia kuat menghadapi cobaan ini,” ujarnya lirih sambil menahan tangis.
Jenazah korban tiba di rumah duka tadi pagi sekitar pukul 04.00 wita. Menurut rencana pihaknya akan menggelar pengabenan pada hari Sabtu tanggal 27 Juni depan.
Untuk mengetahui kenapa anaknya berbuat nekat, pihak keluarga berencana akan menanyakan ke orang pintar (mesuugan) sehari sebelum nyiraman, Jumat, 26 Juni depan.(dar)