Sygnum CIO Ungkap: Bukan Bitcoin, Ini Dia Altcoin yang Kini Jadi Incaran Institusi Selanjutnya!

Ketegangan geopolitik, khususnya di Timur Tengah, dapat memicu gejolak harga signifikan termasuk aset seperti Bitcoin, Ethereum, dan XRP.

24 Juni 2025, 08:05 WIB

Jakarta – Pasar kripto terus menunjukkan dinamika yang menarik. Di satu sisi, adopsi institusional semakin masif, membuka peluang baru bagi aset digital. Namun, di sisi lain, ketegangan geopolitik, khususnya di Timur Tengah, dapat memicu gejolak harga yang signifikan, termasuk untuk aset seperti Bitcoin, Ethereum, dan XRP.

Para trader dan investor diimbau untuk selalu waspada, terutama saat mempertimbangkan investasi berisiko tinggi seperti leverage trading 25x yang menawarkan potensi keuntungan besar namun juga membawa risiko kerugian yang setara.

Sehingga untuk kamu yang ingin melakukan trading aset crypto seperti Bitcoin, Ethereum, Ripple,dll, maka kamu harus menganalisa grafik pergerakan harga XRP to IDR hari ini. Sehingga bisa terhindar dari resiko kehilangan yang besar.

Apalagi jika kamu ingin membeli 25x leverage crypto yang bisa meningkatkan potensi keuntungan berkali lipat. Namun juga memiliki resiko yang besar. Perhatikan informasi dan kondisi perang Israel –Iran yang bisa membuat harga XRP turun.

Para trader dan investor diimbau untuk selalu waspada, terutama saat mempertimbangkan investasi berisiko tinggi seperti leverage trading 25x yang menawarkan potensi keuntungan besar namun juga membawa risiko kerugian yang setara.

Institusi Kian Melirik Crypto, Altcoin Berpotensi Jadi Bintang Baru

Minat institusi terhadap cryptocurrency tak terbendung. Perusahaan-perusahaan global semakin gencar mengintegrasikan aset digital ke dalam sistem keuangan mereka.

Meskipun Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) masih mendominasi perhatian, Fabian Dori, Chief Investment Officer bank aset digital Sygnum, memprediksi adanya pergeseran minat menuju altcoin yang terhubung dengan ekosistem Web3.

Survei Sygnum pada November 2024 mengungkapkan fakta mengejutkan: 57% institusi berencana meningkatkan investasi jangka panjang mereka dalam cryptocurrency. Bahkan, 63% responden menyatakan niat untuk meningkatkan alokasi aset kripto dalam tiga hingga enam bulan ke depan. Ini menunjukkan kepercayaan yang tumbuh kuat terhadap masa depan aset digital.

Bitcoin tetap menjadi favorit, dengan setidaknya 61 perusahaan berinvestasi di dalamnya, didorong oleh posisinya sebagai penyimpan nilai. Sementara itu, dominasi Ethereum dalam ruang kontrak pintar juga menarik perhatian institusi, meskipun keterlibatannya belum seluas Bitcoin.

Solana (SOL) dan XRP (XRP) Siap Mendominasi Gelombang Baru Adopsi Institusi

Selain dua raksasa kripto tersebut, Dori secara khusus menyoroti Solana (SOL) dan XRP (XRP) sebagai aset yang kian menarik perhatian investor institusi.

Solana menonjol berkat efisiensi blockchain dan kapabilitas kontrak pintarnya. Dengan fokus pada throughput tinggi, biaya transaksi rendah, finalitas cepat, dan pengembangan ekosistem DePIN (Decentralized Physical Infrastructure Networks), Solana menjadi primadona.

Peran signifikannya di DeFi dengan bursa terdesentralisasi (DEX) seperti Raydium, Orca, dan Pump.fun yang mencatat volume perdagangan kumulatif hampir US$1 triliun, menjadikannya menarik bagi investor besar dan pengembang yang ingin menciptakan platform DeFi skalabel serta mengeksplorasi penggunaan real-time untuk perdagangan, pembayaran, dan game.

Tak hanya itu, XRP yang telah dikenal luas untuk transaksi lintas batas, semakin diperkuat posisinya dengan hadirnya stablecoin RLUSD yang dikembangkan oleh Ripple. Biaya remittance yang rendah menjadikannya solusi menarik bagi lembaga keuangan.

Lebih dari Sekadar BTC dan ETH: Altcoin Berbasis Aplikasi Praktis Jadi Incaran

Dori juga menyoroti peran vital layanan oracle dari Chainlink dalam sektor DeFi dan kontrak pintar, yang memastikan keandalan penyampaian data dan menjadikannya kandidat menjanjikan untuk dukungan institusi.

Ia memperkirakan altcoin yang menawarkan hasil investasi, seperti yang memungkinkan staking dan stablecoin yang memberikan imbal hasil, akan semakin diminati. Contohnya adalah USDe dari Ethena dan perbendaharaan token dari Ondo Finance, yang telah populer di kalangan investor. Institusi pun mulai menjajaki layanan staking, pinjaman terdesentralisasi, penyediaan likuiditas, dan pembuatan pasar sebagai sumber hasil alternatif.

Masa Depan Kripto: Tokenisasi Aset Dunia Nyata dan Integrasi AI-Blockchain

Melihat ke depan, Dori yakin adopsi crypto oleh institusi akan melampaui sekadar Bitcoin spot dan ETF Ethereum. Tokenisasi aset dunia nyata (RWA) diprediksi akan menjadi area pertumbuhan signifikan, termasuk dalam aspek tokenisasi real estat, komoditas, dan kredit swasta.

Produk semacam ini menawarkan keuntungan seperti fraksionalisasi, peningkatan likuiditas, kesempatan hasil yang lebih baik, serta transparansi yang lebih besar pada pasar yang sebelumnya sulit dijangkau.

Selain itu, DePIN yang menghubungkan insentif untuk layanan dunia nyata, serta integrasi AI dengan blockchain, menarik perhatian modal ventura berkat aplikasinya yang luas dan potensi skala yang besar.
Bank sebagai Jembatan Utama: Ancaman bagi Pemain Dominan?

Meskipun pelaku crypto asli mendominasi pasar ritel dan DeFi, Dori berpendapat bahwa bank akan menjadi jembatan utama dalam menghubungkan investor institusi dengan dunia crypto. Bank menawarkan kepatuhan terhadap regulasi, layanan kustodi standar, serta integrasi mulus dengan sistem keuangan tradisional (TradFi), faktor-faktor penting bagi manajer aset dan perusahaan.

Perbaikan regulasi di Amerika Serikat, dengan adanya Staff Accounting Bulletin 122 (SAB 122) yang diterbitkan oleh SEC, kemungkinan besar akan meningkatkan keterlibatan bank dalam aset crypto. SAB 122 mendorong lembaga keuangan untuk menyediakan layanan terkait crypto seperti staking dan pinjam-meminjam, yang berpotensi mengancam dominasi pasar perusahaan-perusahaan yang sudah ada seperti Coinbase dan Binance.

Dori mengantisipasi munculnya model hibrida, di mana bank bekerja sama dengan platform crypto yang telah terbentuk untuk memperluas akses tanpa memerlukan pengetahuan mendalam tentang operasi di dunia crypto. Hal ini telah diperlihatkan melalui penerimaan stablecoin oleh perusahaan-perusahaan besar seperti Visa dan PayPal.

Pergerakan Harga XRP: Fluktuatif, Waspada, dan Lakukan Riset Mandiri!

Dilansir dari Pintu Market, harga XRP hari ini adalah Rp 35.425, dengan volume perdagangan tercatat sebesar US$1.334.850.252, mengalami penurunan sebesar -18,90% dibandingkan satu hari sebelumnya.

XRP pernah mencapai harga tertinggi sepanjang waktu sekitar US$3,40 dan mencatat harga terendah sepanjang waktu di US$0,002686. Saat ini, harga XRP berada 36,06% di bawah puncak tertingginya dan meningkat 80.795,38% dibandingkan dengan harga terendah yang pernah dicapai.

Kapitalisasi pasar XRP saat ini berada pada angka US$128.503.568.974, dihitung dengan mengalikan harga per token dengan jumlah total token XRP yang beredar, yaitu sebanyak 59 miliar token.

Penting untuk diingat: Semua aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi karena sifat harga yang fluktuatif. Oleh karena itu, selalu lakukan riset mandiri (DYOR) dan gunakan dana yang tidak digunakan dalam waktu dekat (uang dingin) sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli Bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab penuh para trader dan investor. ***

Berita Lainnya

Terkini