Strategi Mitigasi Risiko BPR di Bali: Pelatihan untuk Pengelolaan Kredit dan Suku Bunga

Penguatan manajemen risiko ini juga bertujuan untuk meningkatkan peran BPR dalam menjalankan fungsi intermediasi keuangan, sambil tetap menjunjung tinggi prinsip tata kelola yang baik.

5 Februari 2025, 20:34 WIB

Denpasar OJK Provinsi Bali memiliki komitmen untuk memperkuat manajemen risiko di sektor perbankan, terutama bagi Bank Perekonomian Rakyat (BPR) yang beroperasi di wilayahnya.

Langkah ini diambil untuk menciptakan industri BPR yang tidak hanya berintegritas dan tangguh, tetapi juga mampu memberikan kontribusi signifikan dalam menyediakan akses keuangan bagi pelaku usaha dan masyarakat.

Selain itu, penguatan manajemen risiko ini juga bertujuan untuk meningkatkan peran BPR dalam menjalankan fungsi intermediasi keuangan, sambil tetap menjunjung tinggi prinsip tata kelola yang baik.

Demikian disampaikan Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Provinsi Bali Ananda R. Mooy dalam sambutannya mewakili Kepala OJK Provinsi Bali. Pelatihan ini dilakukan dalam 2 batch, yaitu batch 1 dilaksanakan padal 4-5 Februari 2025, dan batch 2 pada 6-7 Februari 2025.

BPR di Bali mendapatkan pelatihan penting mengenai manajemen risiko. Pelatihan ini merupakan hasil kerja sama antara DSIK Indonesia dan DPD Perbarindo Bali, dan dilaksanakan di Kantor OJK Provinsi Bali, Denpasar.

Ananda menjelaskan pelatihan ini akan membantu BPR mengelola risiko kredit dan suku bunga dengan lebih baik. Beberapa strategi yang diajarkan antara lain analisis kredit yang komprehensif, diversifikasi portofolio kredit, penerapan teknologi, hedging suku bunga, penyesuaian portofolio, dan pemantauan berkala.

OJK memiliki roadmap pengembangan BPR untuk memperkuat kualitas layanan dan “manajemennya. Fokusnya adalah transformasi digital untuk meningkatkan transparansi, efisiensi, dan pelayanan, serta pengembangan SDM melalui peningkatan kompetensi,” tandasnya

Hadir dalam kegiatan tersebut Ketua DPD Perbarindo Bali I Ketut Komplit, Advisor for Human Capacity Building German Spakarssenstiftung Shenia Hamp, dan narasumber DSIK Indonesia.

Ketua DPD Perbarindo Bali, I Ketut Komplit, menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan pelatihan yang bertujuan untuk memperkuat pengelolaan risiko dan sumber daya manusia (SDM) BPR di Bali.

Ia menekankan pentingnya penerapan manajemen risiko secara konsisten, prinsip kehati-hatian, dan tata kelola yang baik dalam memitigasi berbagai risiko yang dihadapi BPR, seperti risiko kredit, operasional, likuiditas, dan kepatuhan.

Komplit juga menyoroti pentingnya penguatan SDM untuk mendukung pengembangan aktivitas usaha BPR.

Shenia Hamp, Advisor for Human Capacity Building German Spakarssenstiftung, menjelaskan bahwa pelatihan kali ini membahas Modul 3 dan 4 dari Manajemen Risiko yang dikembangkan oleh DSIK Indonesia dan Filipina. Modul 3 fokus pada pemahaman terkait analisis pola kredit berbasis risiko dan pengelolaan bisnis kredit UMK, mulai dari pembuatan produk hingga pengelolaan SDM.

Sementara itu, Modul 4 membahas dampak perubahan suku bunga terhadap Margin Bunga Bersih (NIM) BPR. Pembahasan mencakup metode penetapan suku bunga (tetap dan mengambang) serta metode perhitungan suku bunga (flat, efektif, atau anuitas).

Melalui sinergi OJK dengan DSIK Indonesia dan DPD Perbarindo Bali diharapkan dapat mendukung Ekosistem Industri Jasa Keuangan yang inklusif, inovatif dan berkelanjutan. ***

Berita Lainnya

Terkini