Kabarnusa,com – Selain kawasan konservasi Teluk Benoa diyakini merupakan kawasan suci bagi umat Hindu karenanya harus dijaga dengan baik sehingga tidak bisa sewenang-wenang diubah statusnya menjadi kawasan budi daya.
Hal itulah yang mendasari Baladika Bali, salah satu organisasi masyarakat (ormas) terbesar di Pulau Dewata, akhirnya mengambil sikap menolak rencana mega proyek reklamasi Teluk Benoa.
Ketua DPP Baladika Bali Bagus Alit Sucipta yang disapa Gus Bota, menegaskan, Baladika Bali mengambil keputusan menolak reklamasi Teluk Benoa, setlah melalui mekanisme organisasi dalam rapat tahunan.
Bersama ribuan anggotanya yang berpakaian adat, Gus Bota melakukan aksi besar-besaran guna menyampaikan sikap mereka dalam rencana reklamasi Teluk Benoa di lapangan Lagoon, Nusa Dua Minggu (10/1/2016).
Dalam pernyataan sikap yang ditandatanganinya, dikatakan rencana reklamasi telah menyita perhatian masyarakat Bali dimana sebagian besar telah menyatakan penolakan.
Dinamika ini mestinya dicermati oleh pemerintah apalagi sudah disampaikan melalui berbagai cara mulai dari pemasangan spanduk, baliho hingga berbagai aksi massa.
“Kami juga meminta Presiden RI membatalkan Perpres Nomor 51 tahun 2014 karena hal itu sudah menjadi asprasi masyarakat Bali dimana kami menyatu di dalamnya,” tegas dia.
Alasan lain, penolakan karena Teluk Benoa merupakan kawasan konservasi yang tak bisa sewenang-wenang diubah statusnya menjadi kawasan budi daya.
Bila dipaksakan, reklamasi bisa menimbulkan banjir, menurunnya kualitas mangrove yang menjadi pelindung bagi ancaman tsunami.
Secara spiritual, Baladika meyakini bahwa kawasan Teluk Benoa adalah kawasan suci dimana setidaknya terdapat 60 titik sakral.
Di dalamnya juga terdapat daratan pasang dan surut (muntig) dan juga alur tempat aktivitas ritual dan adat . Reklamasi seluas 700 ha akan membuat situasi kawasan itu berubah dan menurunkan nilai kesucian.
Massa yang merupakan perwakilan dari seluruh Bali mulai berdatangan sekitar pukul 12.00 wita. Petugas kepolisian tampak memberikan pengamanan maksimal pada acara ini.
Di lokasi, tetapi di sekitar area kegiatan organisasi yang menyatakan punya 37 ribu anggota ini.
Ketua Panitia sekaligus Humas DPD Baladika Bali Nyoman Sudiartha menyatakan, kegiatan ini merupakan komitmen secara pribadi, sejak dua tahun lalu.
“Hingga akhirnya komitmen tersebut dideklarasikan dengan kebersaman Ormas Baladika Bali. Ini bukan didasari oleh politik atau pengalihan isu setelah kejadian akhir Desember,” imbuh Sudiarta. (rhm)