![]() |
(sumber foto:bacajuga) |
Kabarnusa.com –
Warga Kabupaten Jembrana menolak gagasan yang diwacanakan Bupati
Banyuwangi Abdullah Azwar Anas untuk membangun jembatan penghubung Pulau Jawa dan Pulau Bali.
Diketahui, Bupati Anas saat rapat kordinasi di
Pelabuhan Penyeberangan Ketapang Senin (14/3/2016) menggulirkan wacana
pembangunan jembatan di Selat Bali.
Ida Bagus Susrama Megati
melalui akun facebook (Fb), misalnya usulan Bupati Banyuwangi itu merupakan
usulan yang akan merusak tatanan Bali.
Tatanan Bali yang kental dengan adat istiadat dan kesakralannya.
“Saya
harapkan semua warga Bali bersatu menentang pembangunan jembatan di
selat Bali karena akan merusak tatanan Bali,” tulisnya di Fb.
Penolakan sama juga diungkapkan Ketua Perhimpunan HIndu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Jembrana, I Komang Arsana.
Menurutnya, dilihat Sejarah Pulau Bali, yang dalam mitologi Dang Hyang Sidimantra, sengaja memutus Pulau Bali dengan Pulau Jawa.
Dari
mitologi Hindu yang telah masuk dalam history Bali itu menurutnya
secara sekala-dan niskala Bali dengan Jawa sejak awal memang sudah
dibuat sedemikian rupa, harus dibatasi laut.
Hal itu merupakan
salah satu fiter sehingga hal-hal negatif dan pengaruh buruk dari luar
Bali dan segala sesuatu dari luar Bali menjadi lebih mudah diawasi.
“Jika
benar seperti yang diusulkan Bupati Banyuwangi itu, pembangunan
Jembatan Jawa-Bali akan sangat berpengaruh pada tatanan sosial budaya
masyarakat. Akan ada pergeseran-pergeseran nilai di Bali,” tukasnya Rabu (16/3/2016).
Karena itu, dia akan tetap memperjuangkan Jembrana sebagai pintu gerbang Bali di bagian barat harus melalui laut.
Dengan tegas, dia menolak pembangunan jembatan Jawa-Bali itu.
“Tidak
perlu membangun jembatan di selat Bali jika dalihnya memperlancar
transportasi. Yang perlu, dibenahi pelayanan penyeberangan yang ada di
Selat Bali,” katanya menegaskan. (dar)