Wayan Koster Minta Umat Islam Bali Terus Jaga Kerukunan Antarumat Beragama

Wayan Koster menekankan peran serta warga muslim sangat dibutuhkan dalam menciptakan kondusivitas sebagai modal membangun daerah sebagai tujuan wisata dunia

1 Mei 2024, 08:53 WIB

Sembari berkelakar, Wayan Koster mengaku jika dirinya bersama, berkumpul bersama ditengah-tengah para ulama atau kyai, harinya merasa nyaman, tenang.

Menurutnya, kerukunan antarumat beragama yang tercipta sedemikian rupa, agar dipertahankan dan ditingkatkan karena hal tersebut merupakan salah satu modal utama dalam membangun Bali.

Lebih lanjut dikatakan, di Bali tidak saja terdapat orang ber-KTP Bali, namun juga luar Bali sehingga memerlukan kehidupan yang harmonis.

Gelar Muswil II, PITI Bali Perkuat Silaturahmi dan Rawat Kebhinekaan

“Terlebih Bali dikenal sebagai pulau pariwisata,” ucap Wayan Koster

Ia mengungkapkan, membangun kembali pariwisata Bali diperlukan situasi kondusif ditandai antara lain meningkatnya kerukunan dan harmomisme antarumat beragama dan kehidupan beragama

Ditegaskannya lagi, bagi umat yang beribadah di manapun seperti ke pura, gereja atau ke masjid dipersilakan.

GEBER PK, OJK Bali dan Bank Indonesia Tingkatkan Indeks Keberdayaan Konsumen dalam Bertransaksi

Sebab, kata Ketua DPD PDIP Bali ini, agama itu tak ada yang buruk sehingga tak perlu dipertentangkan satu sama lain

“Kalau ada yang jelek, itu orangnya. Prinsip-prinsip ini harus dihidupkan di Bali dan harus menjadi contoh dalam kehidupan yang beragam,” tuturnya.

Prinsip-prinsip itu telah dijalanlan saat menjadi Gubernur Bali 2018-2023, di mana dalam membangun Bali tidak melihat KTP-nya (darimana berasal) sepanjang tidak merusak Bali dan memiliki tekad membuat Bali lebih baik, dipersilakan.

Turnamen Besar Pokémon Game Kartu Koleksi Digelar di Bali, Pertemukan Pemain Profesional

Bali harus memberikan harapan dan optimisme bagi masa depan masyarakatnya. Dalam konteks ini, diperlukan kebersamaan dan bersatu menjaga Bali.

Jika semua dilakukan maka perekonomian Bali akan tumbuh. Sebaliknya jika kebersamaan dan persatuan tidak terjaga maka pertumbuhan ekonomi akan terganggu.

Hanya saja, diakuinya, saat pembangunan ekonomi Bali sedang gencar-gencarnya dilakukan, kata Koster, Indonesia terkena pandemi Covid-19.

5000 Polisi Siaga di WWF Ke-10, Kapolda Bali: Pengamanannya Seperti G-20

“Covid-19 pertama kali masuk Bali pada 10 Maret 2020, saya berlakukan darurat saat itu dan melakukan berbagai upaya bersama semua elemen masyarakat,” imbuhnya.

Lebih lanjut, saat Covid-19 melanda Bali, ucap Koster, ekonomi yang sudah dibangunnya menjadi berantakan. Pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4% yang dicapai tahun 2019, anjlok menjadi minus 9,3%

Begitu pula kedatangan wisatawan khususnya asing ke Bali, sama sekali tidak ada padahal ditargetkan sebelum Covid-19 sebanyak 6,3 juta wisman masuk Bali.

Antisipasi Gejolak Geopolitik Global, OJK Terbitkan Peraturan Penetapan Status Pengawasan dan Penanganan Permasalahan Bank Umum

Untungnya, usaha bersama dengan semua elemen masyarakat untuk mengendalikan Covid-19 berhasil dilakukan. Awal 2022, Covid-19 mulai landai dan terkendali. Karena itu, Koster kemudian membuka kembali wisatawan datang ke Bali tanpa karantina.

Sjak saat itu ekonomi Bali mulai pulih. Sebagai daerah yang mengandalkan pendapatannya 54% dari pariwisata, sejak Maret 2022 tidak kurang 500 wisman datang ke Bali per hari hingga bulan Desember telah mencapai 2,1 juta orang

Dikatakan, targetnya sendiri yakni sebanyak 6,3 juta orang atau setara 15 ribu orang per hari.

YLKI: Tolak Wacana Pungutan Dana Pariwisata Penumpang Pesawat

“Saat ini tidak kurang dari 13 ribu sampai 14 ribu wisatawan datang ke Bali per hari, jalan-jalan sudah padat, bahkan macet, ekonomi Bali pun tumbuh 5,7% (tahun 2023). Ini sungguh menggembirakan,” demikian Wayan Koster

Ketua Bali Open Mind Institute Umar Ibnu Alkhatab mengatakan, tujuan halal bihalal ini bagaimana membangun kebersamaan di Bali dimulai dari lembaga yang dipimpinnya.

Umar Ibu Alkhatab, Bali menjelaskan, Bali Opean Mind Institute lembaga kajian yang mencoba mendiskusikan keragaman cara berfikir setiap individu, kelompok masyarakat di Bali.

Perkuat Kolaborasi dengan Akademisi dan Dinas Pariwisata Daerah, Traveloka Dorong Pertumbuhan Pariwisata Berkelanjutan

“Kita ingin menyemai pikiran-pikiran yang berbeda itu, untuk dijadikan sebagai kekuatan , itu yang coba kita kembangkan,” ungkap mantan Kapala Ombudsman Bali.

Kata Umar Ibnu Alkatab, kebetulan, Wayan Koster mendukung kegiatan ini, karena dianggap sebagai upaya bersama untuk membangun yang lebih baik. ***

Berita Lainnya

Terkini