KabarNusa.com – Pihak Bali Adeventutre selaku penyedia jasa wisata rafting memastikan saat tewasnya wisatawan asal India bermain rafing telah melakukan penanganan sesuai standar prosedur operasi.
Diketahui, Bavik Shah (29) warga asal Mumbay, India ditemukan tewas saat bermain rafting di Tukad Ayung Kecamatan Petang, Badung.
Korban bersama istri dan lima temannya rafting di Sungai Ayung, Kabupaten Gianyar.
Namun tiba sungai di Kecamatan Petang, boat yang ditumpangi terbalik. Korban yang panik sempat berpegangan batu. Saat hendak ditolong pemandu korban sudah tidak kelihatan.
Jenazah Bhavik Shah (29) wisatawan asal Mumbay, India telah dipulangkan ke negaranya Rabu 5 November 2014.
Bertempat di kantor Bali Adventure Desa Kedewatan Kecamatan Ubud, Gianyar belum lama ini, jajaran managemen, pemerintah, hingga aparat kepolisian menjelaskan seputar kronologi dan penanganan insiden yang menewaskan wisatawan India itu.
Presiden Direktur Bali Adeventur Yani Mason didampingi Direktur Utama Nigel Mason menuturkan, langkah-langkah yang dilakukan pihaknya saat insiden terjadi mulai pencarian oleh tim pemandu hingga melibatkan unsur SAR dan masyarakat lainnya.
“Kami atas nama Bali Adventur menyampaikan duka cita mendalam kepada pihak keluarga atas insiden ini, kami sudah berupaya maksimal melakukan penyalamatan sesuai SOP,” katanya.
Dia mengklaim, semua hal yang menyangkut penanganan terhadap korban hingga pemulangan jenazahnya dan lainnya yang menjadi tanggungjawab Bali Adventure telah dilasanakan.
Dicontohkan, saat kejadian semua pemandu langsung turun mencari dengan penyelaman dan koordinasi dengan unsur SAR lainnya. Hanya saja, dia mengakui baru mengetahui jika di lokasi cukup dalam harus dilakukan penyelamaan, pemandu tidak memiliki persiapan alat penyelam yang memadai
Akhirnya penyelaman dilakukan secara manual untuk mencari korban sembari menunggu kedatangan Tim SAR datang.
Di samping itu, lewat beberapa kali pendekatan dan penjelasan yang obyektif akhirnya pihak keluarga sudah dapat menerima insiden itu sebagai musibah.
“Kejadian ini menjadi bahan evaluasi kami mungkin ada beberapa hal yang harus diperbaiki lagi ke depan,” tandasnya.
Jason menyebutkan, dari penelusuruan dilakukan di lokasi ternyata baru diketahui memiliki arus yang berbahaya. Ada lubang yang cukup besar di bawah batu yang memiliki arus kuat yang bisa menarik orang ke dalam.
Untuk itu, pihaknya sudah meminta kapada pemerintah dan industri rafting lainnya untuk segera memetakan titik titik di arus sungai yang berbahaya seperti di lokasi.
Jadi ketika semua wisatawan yang rafting ketika akan masuk di lokasi diwajibkan turun berjalan kaki, melewati daratan karena akan membahayakan keselamatan mereka jika tetap menyusuri pusaran arus sungai tersebut.
Pihaknya juga telah menggelar upacara mecaru ataU pembersihan di sekitar lokasi yang dikenal berbahaya dengan harapan memohon keselamatan agar musibah seperti itu tidak terjadi di kemudian hari.(gek)