Akhir 2020, Pengangguran di Bali Melonjak 5,6 Persen

6 Desember 2020, 09:21 WIB
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati didampingi
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho saat
simakrama bersama Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Bali, di The
Royal Pitamaha Ubud, Gianyar/ist,

Denpasar – Dampak pandemi Covid-19 di Provinsi Bali mengakibatkan
melonjaknya jumlah pengangguran yang mencapai 4,6 persen dari jumlah penduduk.

Jumlah pengangguran di Bali yang diakibatkan mewabahnya pandemi Covid-19
mencapai 5,6% dari jumlah penduduk 4,2 juta jiwa. Persentase peningkatan
terjadi sekitar 4,4% dari sebelumnya 1,2% pengangguran di Bali.

Sebagaimana diketahui bersama, dunia saat ini sedang menghadapi masa yang
sangat sulit. Pandemi COVID-19 menyebar sangat cepat di hampir seluruh negara
di dunia. Indonesia, terutama Bali, juga tak luput dari penyebaran virus ini.

Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengungkapkan itu saat
simakrama bersama Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Bali, di The Royal
Pitamaha Ubud, Gianyar, Sabtu (5/12/2020).

Kini, Bali terus berupaya untuk menanggulangi pandemi ini dengan dukungan
berbagai pihak, Pemerintah, industri pariwisata, termasuk masyarakat.

Bali sangat bertumpu pada sektor pariwisata, sebelum COVID-19 sektor
pariwisata menyumbang sampai 53% terhadap perekonomian Bali. Pengaruh pandemi
saat ini di pulau dewata jauh lebih signifikan dibandingkan bom Bali dan
meletusnya Gunung Agung. Hal ini disampaikan.

Cok Ace, sapaan Wagub Bali, untuk memulihkan pariwisata Bali Pemerintah
Provinsi Bali bekerjasama dengan stakeholder terkait melakukan beberapa hal
antaranya melaksanakan penanganan COVID-19 dengan semakin baik, mengingat
sampai saat ini belum ditemukan vaksin dan obat bagi wisatawan Nusantara.

Simakrama mengangkat tema “Outlook Ekonomi Bali 2021” kegiatan ini sebagai
bentuk rancangan pemulihan perekonomian Bali pasca pandemi nanti.

Kemudian, program We Love Bali dengan menggerakkan wisatawan lokal.
Mempersiapkan pariwisata Bali untuk menerima kunjungan wisatawan, dengan
melaksanakan verifikasi fasilitas dan daya tarik wisata.

Dalam masa Pandemi COVID-19, belum diketahui jelas negara mana saja akan
membuka negara mana perbatasan mereka atau apakah negara mereka mampu
menanggulangi kasus positif COVID-19 dengan baik, maka target wisatawan yang
akan digarap dalam waktu dekat ini adalah wisatawan domestik terlebih dahulu.

“Karena daya pemulihan wisatawan domestik jauh lebih cepat daripada wisatawan
manca negara,” sambungnya.

Program hot deallpaket diskon yang dilakukan oleh pihak maskapai penerbangan
seperti paket tiket pesawat dengan hotel, tiket pesawat dengan aktivitas minat
wisata khusus, atau paket dengan harga yang cukup terjangkau, tentu akan
membuat wisatawan domestik semakin banyak berlibur ke Bali.

Selain itu, program staycation juga sangat diminati oleh masyarakat, menginap
dan berlibur di tempat-tempat yang tidak terlalu jauh (di Bali saja) selama
tidak lebih dari 5 hari.

Pemerintah Provinsi Bali telah meluncurkan protokol kesehatan dan melakukan
verifikasi protokol kesehatan CHSE (Cleanliness, Health, Safety and
Environment) dibantu oleh industri pariwisata.

Protokol kesehatan CHSE tersebut wajib diterapkan di seluruh sektor pelayanan
publik dengan menekankan pada faktor Kebersihan, Kesehatan, Keamanan dan
memperhatikan lingkungan.

Hal ini kita lakukan dengan harapan Bali mendapatkan ‘trust’ atau rasa percaya
dari wisatawan sebagai destinasi wisata yang layak untuk dikunjungi.

“Kesempatan ini hanya akan dapat diraih, selama kita dapat memberikan jaminan
kepada para wisatawan bahwa mereka aman dari resiko terjangkit COVID-19 selama
berada di Bali,” imbuhnya.

Oleh karena itu, implementasi protokol kesehatan di semua sektor, harus
menjadi fokus kita bersama. Untuk memperkirakan kondisi perekonomian tahun
2021, kita perlu memperhatikan pola pemulihan ekonomi nasional dan Bali dan
khusus untuk Bali kita perlu pula memperhatikan pola pemulihan pariwisata.

Berbagai upaya pengendalian timbulnya kasus baru dan peningkatan kesembuhan
serta pengendalian angka kematian terus dilakukan Tim Satgas Penanganan
Covid-19 di seluruh Bali.

Secara perlahan penerapan melakukan aktivitas dan berbagai upaya dalam rangka
pemulihan perekonomian demi keberlangsungan kehidupan masyarakat juga sudah
dilakukan atas kesepakatan Gubernur Bali bersama Bupati/Walikota Se-Bali, guna
melaksanakan aktivitas masyarakat yang produktif dan aman COVID-19 secara
bertahap, selektif, dan terbatas dengan melaksanakan Protokol Tatanan
Kehidupan Era Baru.

Ketua BMPD Provinsi Bali yang juga Kepala KPwBI Provinsi Bali Trisno Nugroho
mengatakan pihaknya turut serta membantu pemerintah dalam hal pemulihan
perekonomian.

“Salah satunya mempromosikan kesiapan Bali dalam menyambut kedatangan
wisatawan nusantara sehingga perputaran ekonomi khususnya perputaran uang di
Bali akan kembali normal,” Trisno menambahkan.

Untuk ke depan terdapat 4 (empat) program pembangunan infrastruktur difokuskan
di Bali, yakni melanjutkan pembangunan shortcut di Singaraja, pembangunan
jalan tol sepanjang 95 Km rute Denpasar-Jembrana dengan anggaran 14 triliun
yang ditargetkan rampung pada tahun 2024.

Selanjutnya, pembangunan pelabuhan segitiga emas yakni Sanur (di pantai
matahari terbit) – Nusa Penida (Sampalan) – Nusa Lembongan (pelabuhan bias
muncul) dengan anggaran Rp 450 miliar dan pembangunan kawasan suci Pura
Besakih.(rhm)

Berita Lainnya

Terkini