![]() |
Rapat Sosialisasi Forum Koordinasi Potensi Pencarian dan Pertolongan (FKP3)/Dok. Basarnas Bali |
Badung – Basarnas melalui Direktorat Bina Potensi Basarnas menggelar Rapat Sosialisasi Forum Koordinasi Potensi Pencarian dan Pertolongan (FKP3) di Aula Gedung Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Denpasar (Basarnas) Rabu (15/9/2021).
FKP3 ini merupakan forum yang dibentuk oleh basarnas sebagai wadah untuk koordinasi, komunikasi dan sinergi antar Potensi Pencarian dan Perolongan baik instansi, organisasi dan perorangan.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Direktur Bina Potensi Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan, Drs. Mochamad Hernanto.
Dalam sambutannya Hernanto mengatakan bahwa pembentukan karakter dan optimalisasi potensi SAR dalam penyelenggaraan operasi pencarian dan pertolongan bertujuan untuk mempercepat respon time pelayanan SAR dalam meningkatkan koordinasi dan berkolaborasi antara instansi/organisasi.
Selain itu, organisasi non pemerintah lainnya yang bergerak di bidang pencarian dan pertolongan dalam memberikan pelayanan jasa dibidang pencarian dan pertolongan (SAR) kepada masyarakat Indonesia.
“Tujuan FKP3 tingkat daerah ini adalah sebagai wadah untuk koordinasi seluruh Stake holder bidang pencarian dan pertolongan (SAR) yang ada di wilayah kerja Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar,” ujarnya.
Kegiatan bertemakan “Peran dan Tanggapan Potensi dalam Penyelenggaraan Operasi Pencarian dan Pertolongan di Masa Pandemi Covid – 19” ini dikemas dalam bentuk diskusi dan diikuti oleh peserta baik secara tatap muka dan daring.
Berbagai narasumber yang memiliki komptensi di bidangnya dihadirkan dalam kegiatan ini diantaranya Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan, Gede Darmada, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Drs. I Made Rentin Rentin yang hadir secara daring, Bayu Trisna aktivis SAR yang hadir secara daring dari Bandung dan I Wayan Sujana, selaku koordinator FKP3 Tingkat Daerah Bali.
Harapannya dengan wadah FKP3 ini yakni menyatukan visi maupun misi dalam pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan saat terjadi kondisi kedaruratan di wilayah Indonesia.
Selain itu menjadikan budaya keselamatan dan pengetahuan tentang pencarian dan pertolongan menjadi bagian dari budaya hidup di lingkungan masing-masing.
“Kedepannya kita dapat menjadi bangsa yang kuat dan siap menghadapi apapun musibah yang terjadi dalam kehidupan kita di masa mendatang,” tutupnya. (Rizki Aulia)