Geliat Kemandirian Napi Lapas Narkotika Bangli, Optimis Memulai Kehidupan Baru

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kemenkum Bali Pramela Yunidar Pasaribu menegaskan pemasyarakatan yang dijalani Napi selama di Lapas pasti akan berdampak bagi Kehidupan mereka kelak.

10 Juli 2024, 06:48 WIB

BangliLembaga Pemasyarakatan Lapas Narkotika Kelas II A Bangli menjadi potret pola pembinaan narapidana atau napi dalam mempersiapkan kemandirian sebelum kembali ke masyarakat.

Sebagai satu dari tiga percontohan Lapas Narkotika di Indonesia, Lapas Bangli sejak tahun 2020 terus memberikan pendampingan menuju pemasyarakatan yang berdampak pada kehidupan napi.

Untuk memastikan bagaimana pola pembinaan dalam membekali kemandirian napi Lapas Narkotika Bangli, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kemenkum Bali Pramela Yunidar Pasaribu melakukan kunjungan ke Lapas yang kini dihuni 1060 napi.

Compress 20240710 071451 1213
Salah satu napi Lapas Narkotika Kelas II A Bangli tengah melukis/dok.kabarnusa

Berada di lingkungan yang sejuk nan asri yang berjarak tempuh 21 menit dari Kota Bangli, Lapas Bangli, sangat cocok sebagai tempat rehabilitasi para pecandu narkotika.

Begitu tiba di Lapas Bangli, Pramela Yunidar Pasaribu didampingi Kepala Divisi Pemasyarakatan, I Putu Murdiana bersama rombongan langsung diajak Kalapas Narkotika Bangli Marulye Simbolon untuk panen vanili hasil berkebun para napi Selasa 9 Juli 2024.

Panen perdana vanili itu merupakan rangkaian program pembinaan kemandirian warga binaan di Lapas Narkotika Kelas IIA Bangli.

Nampak kekaguman dan rasa antusias ditunjukkan Pramella Yunidar Pasaribu saat menikmati ikut memanen vanili yang tumbuh subur di areal lapas.

Melihat hasil perkebunan napi yang tumbuh subur, Pramella Yunidar Pasaribu menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Kepala Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Bangli dan jajaran yang berkontribusi dalam kesuksesan program ini.

Setelah mendapat penjelasan singkat, Pramella Yunidar Pasaribu menyatakan, tanaman vanili ini merupakan hasil kerja keras dan dedikasi warga binaan serta pembinaan dari petugas lapas.

Compress 20240710 075048 8897
Kepala Kanwil Kemenkumham Bali Pramela Yunidar Pasaribu saat panen vanili yang dibudidiayakan napi Lapas Narkotika Bangli/dok.kabarnusa

Kata Pramella Yunidar Pasaribuz tidak hanya memberikan keterampilan baru bagi warga binaan, tetapi juga membuka peluang ekonomi yang dapat membantu mereka setelah bebas nanti.

Disampaikan, program pembinaan keterampilan bercocok tanam yang telah dijalankan selama dua tahun terakhir akhirnya baru dipanen perdana kali ini.

Dipilihnya tanam vanili karena memiliki nilai ekonomi tinggi dan potensi pasar yang besar, baik di dalam negeri maupun untuk ekspor.

Budidaya vanili dinilai sesuai dengan kondisi iklim dan tanah di daerah Bangli yang berhawa sejuk.

Diharapkan hasil program ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat bagi warga binaan.

“Semoga hasil panen ini dapat menembus pasar,” harap Pramell Yunidar Pasaribu.

Lebih lanjut, program budidaya vanili ini, Lapas Narkotika Kelas II Bangli berkomitmen terus meningkatkan kualitas pembinaan dan pemberdayaan warga binaan.

Dengan begitu, mereka dapat kembali ke masyarakat dengan bekal keterampilan dan semangat baru.

“Tentunya ini mendukung Pemasyarakatan PASTI Berdampak,” kata Pramella Yunidar Pasaribu menegaskan.

Selain melihat budidaya vanili, dengan seksama Pramella Yunidar Pasaribu menyimak penjelasan Kalapas Marulye Simbolon, bagaimana kegiatan positif para napi yang dilatih diajari berbagai ketrampilan seperti pertanian berkebun asparagus, pembuatan tempe tahu, vas lampu,produk kerajinan, Bengkel motor, pembuatan kue, melukis, sablon, hingga laundry.

“Kami membekali keterampilan sesuai minat bakat mereka , sehingga setelah keluar kembali ke masyarakat bisa hidup mandiri,” ujar Marulye Simbolon.

Setelah melihat kondisi para napi narkotika baik warga negara Indonesia maupun asing, sesekali Pramella Yunidar Pasaribu berdialog dengan mereka.

Tak lupa Pramella Yunidar Pasaribu memberi motivasi semangat kepada para napi memanfaatkan waktu sebaik mungkin dengan bersosialiasi dan menambah bekal ketrampilan selama di Lapas.

Semua itu nantinya akan bermanfaat bagi warga binaan saat keluar Lapas kembali di tengah-tengah masyarakat.

“Di Lapas ini, tidak seseram seperti sering diduga masyarakat lainnya, ” katanya menegaskan.

Selama menjalani proses pembinaan di Lapas, mendapat bekal ketrampilan, pembinaan mental, juga hunian cukup asri, napi diajak mencintai lingkungan.

“Sesuai dengan tema, pemasyarakatan pasti berdampak,” kata Pramella Yunidar Pasaribu menegaskan.

Komang, salah seorang napi asal Karangasem mengaku senang meraskan banyak mendapatkan manfaat selama proses pembinaan di Lapas Narkotika Bangli

Dia menegaskan optimismenya untuk memulai Kehidupan yang baru terbebas dari ketergantungan narkotika sekembalinya ke masyarakat dengan bekal ketrampilan yang dimilikinya.**

Artikel Lainnya

Terkini